Pencalonan Trump Sebagai Presiden AS Disokong Para Bandar Minyak hingga Elon Musk
Abadikini.com, JAKARTA – Donald Trump menegaskan komitmennya yang pro energi fosil. Hal ini pun sangat dihargai oleh sekelompok konglomerat minyak yang menjadi penyokong dana kampanyenya.
Dalam pidato primetime-nya saat menerima nominasi presiden dari Partai Republik Kamis lalu, Trump menyatakan bahwa AS memiliki lebih banyak ‘emas cair’ daripada negara lain mana pun. AS adalah bangsa yang memiliki kesempatan untuk menghasilkan kekayaan absolut dengan energinya.
Melansir Wall Street Journal, Pidato Trump disambut baik oleh miliarder minyak seperti Harold Hamm dari Continental Resources, Kelcy Warren dari Energy Transfer, Jeffery Hildebrand dari Hilcorp, dan George Bishop dari GeoSouthern Energy. Sejak Maret, mereka bersama perusahaannya telah menyumbangkan setidaknya US$9,9 juta atau sekitar Rp 160 miliar kepada komite yang mendukung Trump dan Komite Nasional Partai Republik, menurut data Komisi Pemilihan Federal.
Donasi ini menjadikan mereka di antara pendonor terbesar Trump. Kontribusi mereka dan miliarder minyak lainnya, Tim Dunn dari CrownRock, mencapai lebih dari $16 juta sejak Oktober, dibandingkan dengan $20 juta yang disumbangkan oleh para taipan ini untuk mendanai kampanye Trump pada 2016 dan 2020.
Kebijakan energi menjadi isu kunci dalam kampanye ini. Beberapa sekutu Trump segera menyerang rekam jejak energi Wakil Presiden Kamala Harris yang sedang berusaha untuk mengamankan nominasi Demokrat setelah Presiden Biden mundur dari pemilihan.
Harris sebelumnya mendukung larangan fracking sebagai kandidat presiden pada 2019, namun menjadi bagian dari pemerintahan Biden yang mencatat rekor produksi minyak tertinggi.
Para eksekutif minyak ini mengandalkan janji dari mantan presiden tersebut untuk agenda energi yang lebih pro-fosil daripada pemerintahan pertama Trump. Banyak pendukung utama Trump dari kalangan minyak secara terbuka skeptis tentang efek perubahan iklim, dan ingin mengurangi regulasi serta subsidi untuk energi hijau.
“Presiden Trump sangat pro-energi, itu bukan rahasia,” kata Hamm dalam wawancara televisi dari konvensi GOP. Pada Mei, Hamm, Warren, Hildebrand, dan Bishop menjadi tuan rumah acara penggalangan dana untuk Trump di sebuah hotel mewah di Houston.
Dalam pertemuan kecil pribadi setelahnya dengan eksekutif industri dan politisi terkemuka, Trump mengeluhkan berbagai masalah yang ia bagikan dengan kelompok tersebut, termasuk subsidi untuk kendaraan listrik dan keterlambatan perizinan untuk proyek ekspor gas alam.
Saat salah satu CEO mengeluhkan penyelidikan berbulan-bulan oleh Komisi Perdagangan Federal terhadap kesepakatan terbaru perusahaannya, orang-orang yang akrab dengan pertemuan itu mengatakan Trump bertanya, “Bisakah Anda menunggu lima bulan?”
Dan Eberhart, CEO perusahaan layanan ladang minyak Canary, menghadiri pertemuan pribadi tersebut dan mengatakan ia berencana untuk menyumbang $100.000 untuk mendukung kampanye presiden Trump.
“Kebijakan energi Trump-regulasi yang lebih sedikit dan mendukung bahan bakar fosil-lebih baik untuk bisnis dan ekonomi,” kata Eberhart.
Acara tersebut mengumpulkan $27 juta untuk kampanye Trump, kata Eberhart, dan kandidat tersebut mengumpulkan $14 juta lagi pada acara makan malam di Dallas pada hari yang sama. Total $41 juta ini menjadi salah satu hari penggalangan dana paling produktif bagi Trump tahun ini.
“Penggalangan dana ini luar biasa,” kata Kash Patel, penasihat senior Trump, tentang donasi dari industri minyak dan gas. Para konglomerat minyak ini bergabung dengan miliarder lain yang menambah kas kampanye Trump.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Elon Musk secara pribadi berencana untuk menyumbang sekitar $45 juta per bulan kepada komite aksi politik pro-Trump. Musk memposting meme di X sebagai tanggapan atas artikel tersebut dengan keterangan “Fake Gnus.” Ia kemudian memposting bahwa ia telah membuat komite aksi politik dan bahwa “pendanaan hingga saat ini jauh di bawah tingkat tersebut.”
