HTI dan FPI, Siapkah PBB?

oleh Sabar Sitanggang

Kepala Sekratariat Lembaga Advokasi dan Pembelaan Hukum Bulan Bintang Pusat

 

abadikini.com, JAKARTA – Kata berjawab, Gayung Bersambut. Pucuk dicinta ulam tiba! Begitu ungkapan lama Puak Melayu menyebutnya. Ungkapan yang penuh makna.

Tak lama berselang, setelah Prof. Jimly Asshidiqie, Ketua Umum Ikatan Cendekiawa Muslim Indoensia (ICMI), mengatakan bahwa sebaiknya HTI berubah menjadi ormas biasa saja. Kemudian, bisa bergabung dengan PBB bersama Yusril Ihza Mahendra [http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/07/31/otx2gm328-jimly-anjurkan-hti-bergabung-ke-partainya-yusril], Ketua Umum PBB, Profesor Yusril Ihza Mahendra menjawab:

“PBB siap sedia untuk menerima HTI dan FPI untuk bergabung. Saya menilai, saran Prof Jimly adalah saran yang positif dan mudah-mudahan mendapatkan respons yang positif pula dari para ikhwan anggota HTI yang dibubarkan dan anggota FPI di seluruh Tanah Air.” [http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/08/01/otzkqp380-yusril-sambut-baik-anjuran-hti-masuk-pbb] Meskipun, masih ada catatan pinggirnya,“…dengan tentunya, mengharapkan para ikhwan tersebut memahami dan menerima AD/ART, tafsir asas, program dan tujuan perjuangan PBB,” kata Prof. Yusril.

Mencermati fenomena yang cepat ini, penulis teringgat dengan kisah indah sepanjang masa. Kisah tentang bagaimana Pemimpin Besar Umat Islam Dunia dan Akhirat, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam membangun dan menunjukkan serta memaknai apa itu arti persaudaraan.

Ini sekelumit kisah haru yang tercatat dalam sejarah! Kisah yang dibangun oleh Iman Tauhid yang terpatri dalam dada kaum musimin di zaman pengasuhan Rasulullah. Sepenggal kisah sederhana yang indah, namun, untuk ukuran hari ini, ‘terasa sulit’ untuk kita ulangi. Apatah lagi telah lahir sekat struktural dan kuasa di dalamnya.

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menceritakan:

Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam keadaan lapar), lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan ke para istri beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Para istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali air”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang ingin menjamu orang ini?”

Salah seorang kaum Anshâr berseru: “Saya!”

Lalu orang Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, (dan) ia berkata: “Muliakanlah tamu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam!”

Istrinya menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali jatah makanan untuk anak-anak”.

Orang Anshâr itu berkata: “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-anak kalau mereka minta makan malam!”

Kemudian, wanita itu pun menyiapkan makanan, menyalakan lampu dan menidurkan anak-anaknya. Dia lalu bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur dalam keadaan lapar. Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Malam ini Allah tertawa atau ta’ajjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya, (yang artinya): dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” [HR Bukhari]

Itu satu cerita. Rela menahan lapar demi saudaranya.

Dan ini cerita lanjutan, yang mungkin akan membuat kita berfikir dua kali, hari ini. Cerita tentang langkah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang cerdas dan bijaksana, yang mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshâr. Dan cerita yang indah, cerita antara dua orang yang dipersaudarakan oleh Manusia Agung adalah cerita ‘Abdurrahmân bin ‘Auf Radhiyallahu anhu dengan Sa’ad bin Rabi’ Radhiyallahu anhu.

Sa’ad Radhiyallahu anhu berkata kepada saudaranya ‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu: “Aku adalah kaum Anshâr yang paling banyak harta. Aku akan membagi hartaku setengah untukmu. Pilihlah di antara istriku yang kau inginkan, (dan) aku akan menceraikannya untukmu. Jika selesai masa ‘iddah-nya, engkau bisa menikahinya”.

Membagi setengah istri dan menceraikan istri yang diingini oleh Saudaranya?

Hmm… sesuatu yang langka sekali untuk zaman ini.

Mendengar pernyataan saudaranya itu, ‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu menjawab: “Aku tidak membutuhkan hal itu. Adakah pasar (di sekitar sini) tempat berjual-beli?”

Lalu Sa’ad Radhiyallahu anhu menunjukkan pasar Qainuqa’. Mulai saat itu, ‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu sering pergi ke pasar untuk berniaga, sampai akhirnya ia berkecukupan dan tidak memerlukan lagi bantuan dari saudaranya. Dan ‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu pun akhirnya menjadi salah seorang Sahabat yang susah menghitung jumlah hartanya.

 

Cerita di atas, seperti tertulis di semua buku sejarah dunia, berakhir happy ending. Kekhalifahan Islam dalam keseluruhnnya berkembang menguasi lebih dari 1/3 dunia.

Nah, dalam konteks dengan tantangan Prof. Jimly yang dijawab lugas oleh Prof. Yusril tentang HTI dan FPI yang dipersilahkan bergabung ke PBB, pertanyaan yang terpenting adalah:

“Siapkah PBB menjamu tamunya?”

“Bisakan PBB menjadi Golongan Anshar, golongan yang rela bersaudara dengan Muhajirin, yang bukan saja menawarkan kebun terbaik yang dimilikinya (asset) dan membagi setengah hartanya untuk dipilih saudaranya, bahkan lebih dari itu, ikhlash menceraikan istrinya–bila lebih dari 1, dan mempersilahkan saudaranya untuk memperistrinya bila dia menginginkannya?”

Apa arti tafsir politiknya syarat dan tantangan ini.

Dengan tantangan Parliamentary 4% pada Pileg 2019 dan 10% pada Pilpres–bila tak dibatalkan oleh MK, maka persoalan besar bagi PBB bila tak segera berbenah dan membuka diri bagi masuknya elemen umat yang lain. Modal 1,8% hasil pemilu 2009 dan turun menjadi 1,7% hasil pemilu 2014 bermakna bahwa ‘Laskar PBB  harus bekerja ekstra 235% lebih giat dari sebelumnya, Pemilu 2014!”

Pertanyaan berikutnya, adalah:

“Apakah terjadi peningkatan jumlah infrastruktur partai hari ini 2,35 kali jika dibandingkan dengan infrastruktur 2014 yang memang belum terselesaikan?”

“Apakah ada penambahan jumlah anggota partai hari ini sekurang-kurangnya 235% dibandingkan tahun 2014?”

Atau yang lebih konkret adalah menjawab pertanyaan, “Apakah kerja-kerja politik organ dan fungsionaris PBB telah meningkat sekurang-kurangnya 2,35 kali lipat hari ini?”

Atas ketiga pertanyaan mendasar di atas, penulis ragu menjawab “Ya!” atau “Ada!”.

Karenanya,

Langkah terpenting dan segera harus dilaksanakan oleh PBB adalah, mempersiapkan jamuan berupa pemetaan daerah pemilihan yang nantinya akan dipersembahkan yang terbaik untuk tamu yang memang diundang dan dipersilahkan oleh Ketua Umum sendiri, yakni HTI dan FPI.

Bukankah kebun terbaik milik Anshar adalah Dapil Terbaik dalam Pileg 2019 nanti!

Bukankah setengah harta adalah informasi tentang potensi partai terbaik yang memungkinkan berpeluang dalam Pemilu 2019 yang akan datang?

Dan bukankah ‘rela menahan lapar’ dan ‘menceraikan istri yang diingini’ adalah privilege dan kuasa yang siap dilepaskan, bila hal itu diperlukan untuk mencapai tujuan sukses 2019?

Bila fungsionaris, pimpinan dan pengambil keputusan dan kebijakan di PBB bisa menjawab ketiga pertanyaan ‘bukankah’ ini, maka tantangan Prof. Jimly yang direspons positif oleh Prof. Yusril, dua sahabat yang penuh catatan sejak sama-sama di Universitas Indonesia, menjadi bermakna.

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshâr) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). [QS. 59:9]”

Wallahu a’lam bishshawwab!

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 cahaya128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 rawit128 planet128 rawit128 turbo128 planet128 rawit128 planet128 planet128 planet128 planet128 turbo128 rawit128 planet128 planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128 rawit128 rawit128 planet128 turbo128 Slot mega888 slot slot gacor slot demo Heroslot77 Happympo