Demi Kesempurnaan Hidup, Suku Ini Memakan Daging Manusia Walau Menolak Membunuhnya
Abadikini.com- Bagi orang Hindu Aghori adalah sekte Hindu yang diyakini berusia 1000 Tahun, beberapa di antaranya dianggap sebagai Sandhus, yang dalam bahasa sansekerta berarti orang baik.
Mereka hidup untuk mencapai kesempurnaan, biasa disebut moksa, yang berarti pembebasan dan menyatu dengan sang pencipta. Namun tidak seperti Sadhus pada umumnya. Aghori mengikuti jalan radikal dan kontroversial untuk menuju moksa.Dilansir dari Ancient Origins, orang-orang Sadhu Agori digambarkan sebagai manusia yang menggunakan secarik cawat untuk menutupi kelaminnya.
Mereka pergi ke mana pun membawa tengkorak manusia. Ketika melakukan ritual, mereka akan duduk bersila di dekat api unggun, sambil menghisap cerobong besar.
Mulutnya mengunyah daging dan matanya lurus manatap api unggun. Api itu bukan untuk menghangatkan diri namun api sisa dari kremasi, lengkap bersama seongok mayat yang tak habis dilahap api.Sebagain dagingnya juga dilahap oleh pria Aghori ini bersama beberapa anjing yang menemaninya, sambil mengunyah mulutnya komat kamit dan membaca mantra.
Bukanlah rahasia lagi, pemandangan mengerikan ini adalah sebuah hal biasa bagi penganut Sadhu Agori.Sadhu Aghori adalah sekte kecil pemuja Dewa Siwa, konon untuk mencapai moksa mereka harus memakan manusia.
Aghori menyembah Siwa atau Mahakala, perusak, dan Shakti atau Kali, dewi kematian. Aghori biasanya ditemukan berada di dekat lokasi kremasi, yang paling terkenal di India yaitu Varanasi.Selain itu, mereka juga dapat ditemukan di daerah lain yang jauh lebih terpencil, termasuk gua-gua dingin di Himalaya, hutan lebat di Bengal, dan gurun pasir Gujarat yang panas.
Menurut kepercayaan Aghori, pembebasan dapat dicapai dengan merangkul praktik yang dianggap tabu oleh masyarakat Hindu ortodoks.Salah satu praktik paling terkenal dari Aghori adalah kanibalisme. Meski begitu, Aghori tidak pernah dan menolak membunuh manusia guna mendapatkan daging mereka.
Sebagai gantinya, daging mayat diperoleh dari tempat kremasi lalu mereka konsumsi. Daging manusia ini sering dimakan mentah, meski kadang juga dipanggang di atas api terbuka.
Salah satu keyakinan orang-orang Aghori adalah mereka tidak meyakini perbedaan dan semua itu hanyalah sebuah kepalsuan belaka.Aghori berpendapat jika mereka tak pernah melihat kebaikan dan kejahatan, maka mereka juga tidak membedakan daging manusia dan daging hewan.
Selain melakukan praktik kanibalisme, Sadhu Aghori juga dikenal meminum air kencing dan makan kotoran, praktik ini tak lain demi membunuh ego dan meninggalkan persepsi keindahan sebagai manusia.
Aghori juga mengabaikan pakaian selain hanya secaraik cawat mereka terkadang tak mengenakan busana sekalipun. Mereka menganggap hal ini untuk mengatasi rasa malu mereka dan menolak dunia material dan keteraikatan benda-benda meterial.
Untuk menghindari penyakit, Aghori mandi menggunakan abu sisa kreamsi, hal ini adalah bentuk tiruan dari yang dilakukan Dewa Siwa.Tengkorak yang selalu dibawa Aghori juga memiliki makna lain.Konon Siwa pernah memenggal kepala Brahma dan membawa kepala itu ke mana-mana.
Aghori menjaga tengkorak manusia tersebut karena keyakinan bahwa setelah kematian, kekuatan hidup seseorang melekat di puncak tengkorak. Lebih jauh lagi, Aghori percaya bahwa dengan menggunakan mantra dan persembahan tertentu (terutama alkohol), mereka dapat memanggil roh almarhum dan mendapatkan kontrol atasnya. (ak/grid)