Cerita Dibalik Burung Phoenix Yang Melegenda
Dalam mitologi kuno di seluruh budaya hingga saat ini, simbolisme burung Phoenix yang agung paling sering dihubungkan dengan Matahari, mati dan terlahir kembali.
Pixabay.com
Legenda kuno melukiskan sebuah gambar burung ajaib, bercahaya dan berkilauan, yang hidup selama beberapa ratus tahun sebelum mati dengan terbakar. Kemudian dilahirkan kembali dari abu, untuk memulai kehidupan baru yang panjang.
Simbolisme tersebut kuat sehingga merupakan motif dan gambar yang masih digunakan secara umum hingga sekarang dalam budaya dan cerita rakyat populer.
Phoenix yang legendaris memiliki bentuk burung besar, seperti elang atau merak. Warnanya cemerlang merah, ungu, dan kuning, karena dikaitkan dengan matahari terbit dan api. Terkadang nimbus akan mengelilinginya, menerangi di langit. Matanya biru dan bersinar seperti safir.
Phoenix membangun tumpukan kayu atau sarangnya sendiri, dan menyalakannya dengan satu tepukan sayapnya. Setelah kematian, ia bangkit dengan megah dari abu dan terbang menjauh.
Burung Phoenix Melambangkan Pembaruan dan Kebangkitan
Phoenix melambangkan pembaruan dan kebangkitan, dan mewakili banyak tema, seperti “matahari, waktu, kekaisaran, metempsikosis, konsekrasi, kebangkitan, kehidupan di surga, hingga manusia luar biasa”.
Mengutip laman Ancient-origins, Tina Garnet menulis dalam artikelnya, “The Phoenix in Egyptian, Arab, & Greek Mythology of the long-lived bird”, ketika merasa ujungnya mendekat, ia membangun sarang dengan kayu aromatik terbaik, membakarnya, dan dilahap oleh api.
Dari tumpukan abu, Phoenix baru muncul, muda dan kuat. Ia lalu membalsem abu pendahulunya dalam sebutir telur mur, dan terbang ke kota Matahari, Heliopolis, tempat ia menyimpan telur itu di altar Dewa Matahari.
Bahkan, ada versi mitos yang belum banyak diketahui, di mana burung phoenix mati dan hanya membusuk sebelum kelahiran kembali. Dalam mitoplogi dunia, Phoenix tidak dinamani sama, Phoenix hanya muncul dalam bahasa Yunani. Bennu muncul dalam bahasa Mesir, Thunderbird dari bahasa Amerika, Firebird dari Rusia, Feng Huang dari Cina, dan Ho-o dari Jepang.
Mungkin contoh legenda yang paling awal berasal dari Mesir. Orang Mesir bercerita tentang Bennu, burung bangau yang merupakan bagian dari mitos penciptaan mereka. Bennu hidup di atas batu ben-ben atau obelisk dan disembah bersama Osiris dan Ra. Bennu dipandang sebagai avatar Osiris, simbol dewa yang hidup. Burung matahari muncul di jimat kuno sebagai simbol kelahiran kembali dan keabadian, dan dikaitkan dengan periode banjir Sungai Nil, membawa kekayaan dan kesuburan baru.
Sejarawan Yunani, Herodotus, menulis bahwa para pendeta Heliopolis kuno menggambarkan burung itu hidup selama 500 tahun sebelum membangun dan menerangi pembakarannya sendiri. Keturunan burung kemudian akan terbang dari abu, dan membawa para imam ke altar kuil di Heliopolis. Di Yunani kuno dikatakan burung tidak makan buah, tetapi kemenyan dan gusi aromatik. Ia juga mengumpulkan kayu manis dan mur untuk sarangnya dalam persiapan menghadapi kematiannya yang berapi-api.
Di Asia, phoenix berkuasa atas semua burung, dan merupakan simbol Ratu Cina dan rahmat feminin, serta matahari dan selatan. Melihat phoenix adalah pertanda baik bahwa seorang pemimpin yang bijaksana telah naik ke tahta dan era baru telah dimulai. Itu mewakili kebajikan Cina, yakni kebaikan, tugas, kepatutan, kebaikan, dan keandalan. Istana dan kuil dijaga oleh binatang pelindung keramik, semuanya dipimpin oleh burung phoenix.
Perlu diketahui, mitos dalam budaya populer mengatakan bahwa air mata burung phoenix memiliki kekuatan penyembuhan yang besar, dan jika phoenix dekat, orang tidak bisa berbohong. Phoenix juga mewakili ide bahwa akhir adalah awal.