7 Manfaat Konsumsi Jamur, Tunda Penuaan Hingga Cegah Kanker
Abadikini.com, JAKARTA – Kepopuleran jamur di dunia kesehatan dan juga kuliner telah dirasakan sejak berabad-abad lalu sejak era Mesir Kuno. Konon, legenda mengatakan bahwa Firaun sangat menyukai kelezatan olahan jamur. Sampai-sampai menetapkan royalti untuk jamur dan melarang rakyat jelata untuk memakannya, melansir Mother Nature Network via CNN.
Kini, produksi jamur terjadi secara masal terjadi di berbagai negara. Ada sekitar 300 hingga 2.000 jenis jamur yang dapat di makan, namun hanya sekitar 10 jamur yang ditanam secara komersial. Jamur kancing, jamur tiram, dan shiitake menjadi jenis jamur yang paling banyak diolah.
Selain rasanya yang dinilai nikmat, beberapa jenis jamur juga memberikan khasiat sehat bagi tubuh. Berikut sejumlah manfaat konsumsi jamur.
1. Lawan kanker
Jamur memiliki sifat melawan kanker. Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Biology and Medicine menguji lima jenis jamur yaitu maitake, crimini, portabella, tiram serta jamur kancing putih dan menemukan bahwa jenis-jenis tersebut dapat menekan pertumbuhan dan reproduksi sel kanker payudara.
Menurut pusat kanker Memorial Sloan Kettering di New York, kandungan lentinan dalam jamur shiitake juga dapat membantu memperpanjang kelangsungan hidup pasien dengan kanker bila dikonsumsi bersamaan dengan kemoterapi. Bahkan efek anti-tumor dalam jamur telah disetujui sebagai penguat imun untuk kanker lambung di Jepang sejak 1985.
“Lentinan tidak membunuh sel kanker secara langsung. Sebaliknya, ini meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat membantu memperlambat pertumbuhan tumor. Lentinan juga membunuh virus dan mikroba secara langsung dalam studi laboratorium,” menurut pusat kanker.
2. Tingkatkan imun
Kandungan Lentinan dan beta glukan pada jamur dapat menambah kekebalan tubuh orang sering mengonsumsinya. Beta-glukan adalah gula yang ditemukan di dinding sel jamur yang juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Lentinan bisa Anda temukan dalam jenis jamur shiitake, sedangkan beta-glukan ditemukan dalam banyak varian jamur, seperti jamur kancing.
3. Menurunkan kolesterol
Jamur merupakan bahan makanan bebas kolesterol. Tak hanya ‘bebas’, namun jamur juga merupakan sumber kitin dan beta-glukan, yaitu serat yang mampu menurunkan kolesterol.
Sebuah studi tahun 2012 dalam International Journal of Medicinal Mushrooms menemukan bahwa jamur tiram merah muda dapat mengurangi jumlah kolesterol total dan kolesterol buruk LDL pada tikus hiperkolesterolemia.
Jamur jenis shiitake mengandung senyawa yang membantu hati memproses kolesterol dan mengeluarkannya dari aliran darah, menurut Andrew Weil, M.D., pendiri dan direktur Pusat Pengobatan Integratif Arizona di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Arizona.
4. Tinggi vitamin B dan D
Jamur adalah salah satu dari sedikit sumber makanan yang mengandung vitamin D. Walau tubuh dapat memproduksi vitamin D melalui paparan sinar matahari pagi, namun orang-orang yang jarang terpapar bisa kekurangan vitamin ini, sehingga membutuhkan makanan yang mengandung vitamin D.
Vitamin D sangat penting bagi tubuh karena membantu tubuh menyerap kalsium dan meningkatkan pertumbuhan tulang. Sedangkan vitamin B sangat penting karena berfungsi mengubah makanan menjadi bahan bakar, memberi tubuh energi.
Jamur adalah salah satu dari sedikit sumber makanan untuk vitamin D. Vitamin D yang tinggi terdapat pada jenis jamur kancing dan criminis. Jamur criminis juga tinggi vitamin B12 yang sering ditemukan dalam produk hewani.
5. Antiinflamasi
Jamur memiliki kekuatan antiinflamasi. Josh Axe, D.N.M., seorang penulis dan ahli gizi mengatakan jamur mengandung antioksidan kuat yang disebut ergothioneine, yang membantu menurunkan peradangan di seluruh tubuh.
Khasiat ini paling banyak ditemukan dalam jamur reishi, yang telah digunakan di Asia selama ribuan tahun karena dianggap memiliki efek antiinflamasi yang sangat baik. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa jamur reishi memiliki banyak manfaat kesehatan seperti melawan penyakit, menurunkan peradangan, menekan respons alergi, serta mengurangi pertumbuhan tumor.
6. Perlambat penuaan
Dalam sebuah studi tahun 2017, tim peneliti dari Penn State University menemukan bahwa jamur mengandung banyak dua jenis antioksidan, ergothioneine dan glutathione, yang keduanya terkait dengan sifat anti-penuaan.
“Jamur adalah sumber makanan tertinggi dari dua antioksidan dan beberapa jenis jamur benar-benar memiliki keduanya,” kata Robert Beelman, profesor emeritus ilmu pangan dan direktur makanan.
Jumlah antioksidan pada jamur bervariasi berdasarkan jenis. Sejauh ini pemenangnya adalah jamur porcini liar, kata para peneliti.
7. Turunkan depresi
Dalam uji klinis terpisah di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins University dan Pusat Medis Langone University New York, 80 pasien kanker yang menderita kecemasan, depresi atau ketakutan akan kematian diberikan psilocybin, senyawa alami yang ditemukan di sekitar 200 jenis jamur.
Hasilnya, sekitar 80 persen pasien mengalami peningkatan optimisme, sosialisasi yang lebih baik, termasuk peningkatan dalam sisi spiritual. Efeknya bertahan selama periode tindak lanjut enam bulan, lapor Washington Post.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Psychopharmacology menunjukkan bahwa psilocybin pada jamur kemungkinan bermanfaat bagi orang dengan depresi atau gangguan stres.