Disebut Penyakit yang Mematikan, Anggaran BPJS untuk Stroke Alami Peningkatan Tiap Tahun
Abadikini.com, JAKARTA – Hari Stroke Sedunia jatuh setiap 29 Oktober setiap tahunnya. Meski bukanlah hal yang baru, namun masih banyak orang yang belum paham betul mengenai salah satu penyakit mematikan yang satu ini.
Seperti diketahui, stroke adalah bagian dari penyakit kardioserebvaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik (berbiaya besar). Pasalnya stroke memiliki dampak yang luas secara ekonomi dan sosial.
Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2016, stroke telah menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp1,43 triliun. Hal ini terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Tercatat pada 2017 biaya kesehatan naik menjadi Rp2,18 triliun dan pada 2018 mencapai Rp2,56 trilun. Tak kalah mengerikannya stroke juga menjadi penyebab kematian nomor dua dan penyebab disabilitas nomor tiga di dunia.
Data menunjukkan satu dari empat orang di dunia mengalami stroke. Sebenarnya dengan edukasi yang tepat, penyakit kardioserebvaskular seperti stroke, penyakit jantung koroner bisa dicegah dengan mengubah perilaku berisiko.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Cut Putri Arianie pun membenarkan hal tersebut. Menurutnya banyak biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi penyakit stroke.
“Biaya pelayanan kesehatan untuk mengobati stroke memang sangat besar. Sebenarnya pengeluaran ini bisa ditekan karena penyakit stroke bisa dicegah dengan mengubah kebiasaan seperti mengurangi tembakau, diet tidak sehat, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik,” terang Cut Putri, seperti dikutip Abadikini dari laman okezone, Selasa (29/10/2019).
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Sekertaris Pokdi Stroke Perdossi, Dr. dr. H. Al-Rasyid Sp.S(K). Menurutnya stroke bisa dicegah oleh masyarakat sebelum menimbulkan gejala fisik pada penderitanya. Ia pun menjelaskan dua cara pencegahan yang bisa ditempuh yakni dengan metode primer dan sekunder.
“Metode primer dapat dilakukan dengan pola hidup sehat untuk mencegah kejadian stroke awal. Caranya adalah mengidentifikasi faktor risiko dan mengobati faktor risiko tersebut. Sementara cara sekunder bisa ditempuh dengan mencegah kekambuhan stroke pada pasien sambil terus mengobati faktor-faktor risikonya,” tuntas Al-Rasyid.