Teluk Wondama, ‘Surga Terapung’ di Sebelah Raja Ampat
Abadikini.com, JAKARTA – Bandara baru yang akan dibangun di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, dinilai akan mendukung pengembangan sektor pariwisata di daerah tersebut, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertahanan Provinsi Papua Barat Abdullatief Suaeri di Wasior.
“Pembangunan bandara baru di Wondama untuk mendukung program pariwisata nasional yaitu Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) di Papua Barat. Ada Raja Ampat, Kaimana, Wondama dan Pegaf (Kabupaten Pegunungan Arfak),” ujarnya seperti yang dikutip dari Antara via CNN Indonesia pada Rabu (4/3).
Suaeri mengatakan yakin pembangunan bandara baru akan membuat sektor pariwisata tumbuh pesat lantaran akses transportasi dari dan menuju Wondama semakin lancar. Para wisatawan akan datang sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Transportasi bisa mempercepat daerah itu terbuka. Kita tidak bisa begini terus (tertinggal). Wondama harus bangkit. Sebentar ini turis banyak datang kalau KSP jalan. Kalau turis itu masuk kita harus dapat apa dari itu. Raja Ampat sudah merasakan itu,” lanjutnya.
Dinas Perhubungan Kabupaten Teluk Wondama menargetkan groundbreaking atau peletakan batu pertama bisa dilakukan pada 2021.
Ada banyak tulisan yang mengisahkan keindahan Teluk Wondama yang disebut tak kalah ciamik dibandingkan Raja Ampat. Hanya saja fasilitas dan layanan wisata di sini belum dikelola secara maksimal.
Teluk Wondama masuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Dikutip dari situs Pemkab Teluk Wondama, ada beragam wisata yang bisa dinikmati turis di kawasannya, mulai dari wisata bahari sampai wisata sejarah.
Bagi yang ingin snorkeling atau diving bisa menuju Pulau Rumberpon, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswar, Pulau Roon, Pulau Yoop, dan Perairan Windesi.
Pulau Rumberpon dan Pulau Nusrowi juga bisa menjadi destinasi pengamatan burung, rusa, ikan hias, sampai terumbu karang.
Pulau Rumberpon yang berpasir putih sering disebut masyarakat lokal sebagai ‘surga yang terapung’ saking indahnya.
Sementara pengamatan hiu paus dan lumba-lumba bisa dilakukan di Pulau Yoop dan Perairan Windesi.
Gua bersejarah bisa juga ditemukan di Pulau Mioswaar.
Bagi yang ingin wisata seni budaya, bisa mengunjungi Desa Yende di Pulau Roon. Pulau ini juga memiliki gereja tua yang masih menyimpan Alkitab terbitan tahun 1898.
Yang ingin melakukan pendakian bisa menuju Bukit Aitumeri. Dari puncaknya, turis bisa menikmati pemandangan Teluk Wondama secara 360 derajat.
Kawasan Aitumeri Aitumeri dahulu merupakan pusat pendidikan di Papua dan pernah menggoreskan prestasi sebagai penghasil putra-putra terbaik Papua.
Teluk Wondama saat ini hanya dapat dijangkau melalui udara dan laut. Gerbang utama kabupaten ini adalah Wasior yang bisa dijangkau dari Manokwari.
Layanan penerbangan dari Manokwari ke Bandara Wasior tersedia setiap hari penerbangan dengan pesawat Twin-Otter maskapai Susi Air berkapasitas penumpang 14 orang dengan waktu tempuh sekitar 50 menit.
Adapun transportasi laut dengan menggunakan kapal tersedia seminggu 3 kali dari Manokwari ke Dermaga Wasior dan ke Dermaga Windesi.
Waktu tempuh dari Manokwari ke Dermaga Wasior bervariasi menurut jenis kapal, yaitu dari 7 jam hingga 14 jam.