Benarkah Cacing-cacing yang Keluar dari Tanah karena Pengaruh Zat Disinfektan Penangkal Corona?
Abadikini.com, JAKARTA – Fenomena kemunculan cacing-cacing dari dalam tanah diduga terpengaruh oleh disinfektan yang sering disemprotkan saat wabah virus Corona saat ini. Benarkah cacing-cacing itu keluar gara-gara kena zat disinfektan?
Ada zat kimia hidrogen peroksida (H2O2) yang terkandung dalam disinfektan. Satu penelitian menyebutkan, H202 tak membuat cacing tanah keluar dari permukaan tanah.
Penelitian itu adalah karya Rachel A Grant dan Hillary Conlan berjudul ‘Behavioral Response of Invertebrates to Experimental Simulation of Pre-Seismic Chemical Changes’, atau ‘Respons Perilaku Invertebrata terhadap Simulasi Eksperimen Perubahan Kimia Pra-Seismik’, diterbitkan jurnal Animals tahun 2015.
Grant dan Conlan mengasumsikan ada kemunculan hidrogen peroksida sebelum gempa bumi besar terjadi. Mereka kemudian membuat eksperimen dengan menaruh cacing tanah dan sejenis kutu air (Daphnia pulex) di bawah lapisan timbunan tanah, di bawahnya ada air yang mengandung hidrogen peroksida.
Cacing-cacing dewasa berukuran 10 hingga 14 cm dibiarkan dulu dalam tanah di satu wadah selama sepekan. Wadah itu kemudian ditempatkan di atas air berisi hidrogen peroksida. Kutu air juga ditepatkan dalam wadah berisi air, dan kemudian secara bertahap diberi hidrogen peroksida. Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah cacing keluar dari permukaan tanah, dan kutu air juga bereaksi?
Cacing tidak bereaksi, bahkan setelah ditunggu selama 24 jam pun, cacing juga tidak bereaksi. Selain tidak muncul ke permukaan, cacing-cacing itu juga tidak mati. Namun, pada tanah yang telah dicampur hidrogen peroksida, nampak dua dari empat cacing muncul ke permukaan setelah 6 jam 45 menit, dan akhirnya masuk lagi ke dalam permukaan tanah. Cacing itu nongol tak sampai 15 menit saja dan tidak mati setelahnya.
Lain cacing tanah, lain kutu air. Hewan krustasea (udang-udangan) berukuran kecil ini ada yang mati, sekitar 3% saja.
Melalui ekseperimen ini, Grant dan Conlan menyimpulkan cacing tanah tidak nampak terpengaruh oleh peningkatan konsentrasi H202. Alasannya bisa beragam, mulai dari konsentrasi hidrogen peroksida itu yang bisa jadi kurang banyak digunakan dalam eksperimen ini, namun bisa juga karena hidrogen peroksida teroksidasi di tanah oleh zat organik lainnya.
Jika cacing tanah tidak muncul ke permukaan gegara hidrogen peroksida, lantas apa yang menyebabkan cacing tanah muncul sebelum gempa?
“Hasil ini mengimplikasikan bahwa perilaku cacing tanah sebelum gempa bumi bisa jadi dikarenakan faktor lain selain komposisi kimia dalam tanah. Ikeya (peneliti lain) menunjukkan bahwa cacing tanah merespons medan listrik dengan cara berkerumun (bergerombol). Menempatkan elektroda ke tanah dan membuat arus listrik adalah metode standar untuk membuat sampel cacing tanah yang muncul ke permukaan karena listrik. Perubahan elektromagnetis adalah hal yang lazim dalam zona persiapan gempa bumi dan telah dilaporkan sebelum banyak gempa bumi besar terjadi,” tulis Grant dan Conlan dalam laporannya.
Terlepas dar penelitian Grant dan Conlan di atas, hidrogen peroksida memang ada dalam disinfektan. Namun apakah hidrogen peroksida adalah satu-satunya bahan kimia yang terkandung dalam disinfektan? Tentu saja tidak. Bahan kimia lain ada juga dalam disinfektan, misalnya sodium hipoklorit, amonium kuartener (sejenis detergen kationik), surfraktan, hingga alkohol 70 persen. Belum diketahui apakah zat selain hidrogen peroksida itu memengaruhi perilaku cacing tanah.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, juga mengutip penelitian Grant dan Conlan untuk menjelaskan dugaan penyebab fenomena kemunculan cacing-cacing itu dari tanah di Solo dan Klaten Jawa Tengah. Namun, Daryono juga membuka kemungkinan, fenomena itu terpengaruh disinfektan.
“Jika tidak ada data dukung penguat lainnya maka munculnya cacing secara masal ke permukaan diduga diakibatkan perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak, termasuk kemungkinan terpapar bahan kimia seperti desinfektan dll,” tulis Daryono dalam siaran persnya, Ahad (19/4) kemarin.