Metode Pondok Ramadhan Ala SD Limas Surabaya Di Tengah Pandemi Covid-19
Abadikini.com, SURABAYA – Selama pandemi Covid-19 dan kota Surabaya menjalankan PSBB maka untuk belajar mengajar dilakukan dari rumah. Demikian pula kegiatan bulan Ramadhan yang biasanya ada kegiatan Pondok Ramadhan, maka kali ini semua dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Terkait dengan kegiatan bulan Ramadhan, SD Muhammadiyah 15 (Limas) Surabaya tetap mengadakan dengan konsep yang beda, dengan memakai model daring online.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 15 Surabaya, Muhammad Natsir mengatakan, model daring esensinya tetap seperti apa yang ia sepakati bersama oleh panitia yaitu adalah daring time, kemudian pembelajaran aplikatif; pembelajaran yang nyata di rumah.
Lebih lanjut, Natsir menyampaikan, Pondok Ramadhan kali ini kita sadar bahwa, tidak bisa dilaksanakan di sekolah, maka pihaknya sepakat dengan panitia untuk tetap mengadakan tetapi dalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau distance education, yang otomatis beda dengan real di lapangan.
“Secara strateginya ini pertama kali karena online, untuk masalah materi kita juga beda, yaitu penyadaran bagi orang tua akan tugas dan kewajiban sebagai orang tua.
Kemudian, bagaimana menanamkan anak itu sebuah pembiasaan, yang selama ini mungkin susah untuk dibangun karena kesibukan orang tua. Program dari sekolah seperti ini tapi tidak terlaksana akan terpantau di rumah,” ucap Natsir ketika dihubungi awak media. Jumat, (1/5/2020).
Menurut Natsir, di bulan Ramadhan saat ini adalah moment yang positif diantara moment yang lain. Pihaknya memanfaatkan sebagai pelaksanaan Habit Forming (pembiasaan) bagi anak-anak untuk melaksanakan sesuatu hal yang paling mudah dan paling kecil. Karena disitulah nanti menjadi sebuah pengalaman yang baik bagi hidupnya di kemudian hari.
Habit Forming (pembiasaan) adalah salah satu model pembelajaran yang paling cocok dalam meningkatkan akidah dan akhlak.
Rasulullah SAW memerintahkan kepada orang tua, dalam hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan shalat, tatkala mereka berumur tujuh tahun.
Natsir mengutarakan, pada bulan Ramadhan ini kesempatan sekali untuk anak melakukan beramal jariyah, bukan konsep zakat. Sedekah jariyah yang diniatkan untuk kebaikan.
Kesempatan ini untuk bersodakoh sebanyak-banyaknya, kalau zakat sebuah kewajiban, tetapi titik beratnya pada kita adalah bagaimana anak-anak itu berempati, rasa sosialnya semakin tinggi.
“Jadi ini adalah momentum terbaik untuk kita semua agar bisa mensinergikan tiga pilar, yaitu keluarga, sekolah dan anak. Momentum yang baik ini maka kita gunakan sebaik-baiknya untuk bisa melakukan kegiatan yang menjadi program dari pihak sekolah,” ungkapnya.
“Harapan kami kepada orang tua, mari kita saling sadar kondisi yang ada dan ini kesempatan yang terbaik untuk menjadi orang tua kepada anak-anak yang bisa sharing atas kebutuhan anak dan harapan orang tua,” tutup Natsir.