Ternyata Ventilator Ciptaan Dokter Agus Ujianto Itu Bahan Dasarnya dari Kipas Angin Bekas Loh!
Abadikini.com, JAKARTA – Dalan situasi krisis terkadang mendorong seseorang berpikir kreatif, begitu juga di masa pandemi wabah virus corona (COVID-19) ini, banyak Rumah Sakit yang membutuhkan alat bantu pernapasan seperti ventilator. Selain mahal, ketersediaan alat ini juga sangat terbatas.
Mengatasi persoalan itu, seorang dokter bedah di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, dr. Agus Ujianto bersama rekannya M Arif Ali Hidayat mengembangkan prototipe ventilator mekanik sederhana dengan bahan dasar kipas angin bekas. Rekayasa teknologi ini diharapkan menjadi solusi di tengah langkanya ventilator yang berharga ratusan juta bahkan hingga miliaran itu.
Agus Ujianto mengatakan hampir semua rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan mengalami kekurangan respirator dan ventilator. Virus Corona bisa menyebabkan kerusakan paru-paru, menyebabkan kadar oksigen tubuh turun dan membuat sulit bernapas.
“Alat ventilator ini membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis,” kata Agus melalui keterangannya, Senin (4/5/2020).
Menurut Agus, dinamo dan alat penyetel kecepatan gerak rotasi kipas angin bekas. Dua komponen itu dimanfaatkan sebagai penggerak alat pompa yang nantinya membantu memompa oksigen menuju paru-paru pasien.
“Kita tahu harga ventilator di atas Rp1 miliar, bahkan saat ini kesulitan impor. Makanya kita berdua diskusi dan cari jalan keluar. Bagaimana ada alat yang fungsinya sama namun harga jauh lebih murah. Kita tengok dari teknologi di Jepang dan India, ternyata kita bisa gunakan menggunakan kipas angin bekas yang kita modifikasi sedemikian rupa agar menyamai ritme pernafasan,serta fungsinya sama dengan alat yang mahal itu,” ujarnya.
Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara ini menjelaskan, ventilator merupakan mesin yang membantu memasukkan lebih banyak oksigen ke paru-paru dan mengeluarkan karbon dioksida. Agus menilai, akibat minimnya alat ventilator yang dimiliki oleh rumah sakit disebabkan karena mahalnya harga alat tersebut.
Atas dasar itulah Agus bersama rekannya berpikir keras agar mampu menciptakan alat yang fungsinya sama, namun harganya jauh lebih murah dan terjangkau.
“Hal ini karena paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, kemudian ventilator membantu terjadi proses masuknya oksigen ke aliran darah,” jelas Ketum BSM Bulan Bintang itu.
Sementara, M Arif Ali Hidayat menyebutkan, hal paling sulit dalam proses pembuatan ventilator ala Banjarnegara ini adalah menyamakan ritme napas dengan ritme alat tersebut. Berkat keuletannya, saat ini ritme tersebut sudah sinkron.
Arif pun menjelaskan, pembuatan satu ventilator ini tidak sampai menghabiskan dana Rp5 juta. Jika alat motoriknya baru pun tidak sampai Rp10 juta.
“Saat ini masih apa adanya, namun secara prinsip kerja sudah oke, ke depan akan kita tingkatkan untuk tampilan dengan casing yang bagus. Untuk hal paten dan lainnya dokter Agus akan melengkapinya,” sebut M Arif.