Ini Alasan Menteri Sosial Nyatakan Ada Fenomena Tsunami Bansos
Abadikini.com, JAKARTA – Banyak beredarnya paket bantuan sosial (bansos) berupa sembako dari berbagai pihak di tengah masyarakat membuat Menteri Soial Juliari P Batubara angkat bicara.
Politisi PDI Perjuangan yang memimpin Kementerian Sosial itu bahkan mengistilahkan fenomena ini yang tengah marak ini sebagai tsunami bansos.
“Bantuannya banyak jadi memang di bawah ini, saya istilahkan sebagai tsunami bansos gitu,” kata Juliari saat rapat kerja bersama Komisi VIII via virtual di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Juliari menyebut hal ini menimbulkan persoalan dan menjadi kendala bagi petugas yang mendata siapa saja yang berhak menerima bansos.
“Saya mungkin bisa pahami karena banyaknya program bansos,” ungkap dia.
Ia merinci, masyarakat menerima bansos tak hanya dari Kementerian Sosial, ada dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Lalu, setiap pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga melakukan hal serupa untuk membantu masyarakat.
“Ini memang karena bansos saat ini hampir bersamaan turunnya sehingga aparat-aparat di bawah mungkin mengalami kesulitan dalam pendataan,” sebut dia.
Menurutnya situasi ini terjadi karena adanya instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal menjaga daya beli masyarakat.
“Sehingga dikeluarkan secara langsung dan saat yang bersamaan,” kata dia.
Juliari mengungkapkan penyaluran bansos tunai kepada 9 juta kepala keluarga (KK) di luar Jabodetabek disalurkan dalam tiga tahap, yaitu April, Mei dan Juni. Setiap KK menerima bantuan Rp600 ribu.
Bansos tunai tahap pertama sudah disalurkan kepada 785.370 KK. Total bansos tunai yang disalurkan Rp471,2 miliar.
“Untuk tahap satu ini melalui Bank Himbara sebanyak 784.660 KK. Sedikit juga ada melalui PT Pos sebanyak 36.710 KK,” beber dia.
Sementara, penyaluran bansos tunai tahap kedua dimulai pada pekan ke-3 bulan Mei atau sebelum Idulfitri. Sedangkan, tahap ketiga pada pekan ke-3 bulan Juni atau menjelang persiapan sekolah.