Otokritik Partai Islam Menyongsong Pemilu 2024: Nggak Ribut Aja Kalah, Saatnya Islah
Abadikini.com, JAKARTA – Konflik di internal sejumlah partai Islam maupun partai berbasis massa umat Islam usai Pemilu 2014 membuat Ketua DPP Pemenangan Pemilu Partai Bulan Bintang (PBB) Randy Bagasyudha melontarkan otokritik. Ia mengungkap kondisi tersebut dapat mereduksi kredibilitas publik terhadap partai Islam.
“Nggak ribut aja kalah, saatnya islah,” ujar Randy dikutip dari RMco.id, Jumat (8/5/2020).
Randy menyarankan, sebaiknya para elite politik Islam menurunkan ego dan melembutkan hati untuk saling memaafkan demi kepentingan yang jauh lebih besar yaitu persatuan kekuatan politik Islam yang lama dirindukan oleh umat.
Berkaca pada apa yang terjadi Partai Amanat Nasional (PAN) yang saat ini sedang ramai wacana partai sempalan yakni PAN reformasi. Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lebih dahulu pecah. Pentolan PKS Anis Matta dan Fahri Hamzah mendirikan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.
Menurutnya, secara global semakin membuat terpuruk partai berbasis Islam di kancah politik nasional. Semakin banyak suara umat yang akan hilang, jika pada Pemilu 2024 disuguhkan banyaknya partai Islam.
“Hal ini sangat membahayakan kekuatan politik Islam ke depan. Analisis dan hitungan kita Pemilu 2024 mungkin akan ada 15 persen suara umat Islam yang hangus akibat parliamentary threshold dan semakin berpecah belahnya kekuatan elite politik umat Islam,” tuturnya.
Hitungannya, 15 persen suara umat Islam ini setara dengan 50-70 kursi di DPR/MPR. Jadi akan ada kursi hangus dan hilang sebanyak 50-70 kursi DPR/MPR periode 2024 jika kekuatan politik umat Islam terus berpecah belah.
“Nantinya kursi hangus ini akan dikuasai oleh politisi liberal dan sekuler,” terangnya.