Wakaf Bisa Menjadi Jantung Ekonomi Indonesia
Abadikini.com, JAKARTA – Wakaf masih dipandang sebagai sebuah amalan yang identik dengan 3M (makam, masjid, madrasah). Kurangnya literasi masyarakat menyebabkan wakaf masih dipandang sebelah mata. Padahal, potensi wakaf di Indonesia sangat besar dan bisa menjadi instruen pemerataan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Pemahaman masyarakat terhadap amalan wakaf masih sebatas melalui aset tidak bergerak (fixed asset). Padahal, wakaf produktif atau wakaf melalui uang sangat memiliki peran penting bukan hanya kebermanfaatan pada masyarakat dalam membuka lapangan pekerjaan, melainkan juga dapat mengembangkan surplus investasi wakaf dalam jangka panjang.
Untuk menambah wawasan tentang wakaf, PP Pemuda Bulan Bintang (PP Pelantang) kembali mengadakan Kajian Online Ramadhan Pelantang edisi spesial bersama para pemateri yaitu Hendri Tanjung dan Kiai Masrur Anhar dengan Moderator Sekjen PP Pelantang Diah Bardiah melalui tema “Peran Wakaf dan Pemuda dalam Mewujudkan Indonesia Maju”. Kajian ini juga diikuti oleh para Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah Pemuda Bulan Bintang, Mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya.
“Indonesia mempunyai potensi wakaf yang sangat dahsyat, dengan luas tanah wakaf di Indonesia hampir lima kali luas Singapore, 3,59 milyar meter persegi dengn potensi wakaf uang sekita77 T per tahun ” kata Hendri Tanjung dalam Kajian Online Ramadhan yang diselenggarakan via aplikasi Zoom, pada Ahad (17/05) lalu.
Sebagai salah satu ahli wakaf, Hendri Tanjung mengatakan bahwa wakaf bisa menjadi jantung ekonomi di Indonesia. Bahkan bisa menjadi peluang bagi para pemuda, khususnya Pemuda Bulan Bintang untuk mengambil bagian dalam pengembangan dan pengelolaan aset wakaf yaitu sebagai nazhir yang profesional.
“Kendala pengelolaan wakaf di Indonesia yang belum maksimal berkembang salah satunya adalah masih ada keterbatasan dana, biaya dan anggaran dari pemerintah. Dengan potensi wakaf yang luar biasa dan belum maksimal pengelolaannya, ini juatru peluang bagi para pemuda untuk turut serta menjadi penggerak wakaf atau nazhir profesional yang saat ini sedang sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Namun menurut komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) itu, saat ini sudah mulai diterapkan akad Al-Hukr dalam pengelolaan wakaf yang inshaa Allah 10-20 tahun kedepan akan mempercepat perkembangan wakaf di Indonesia.
Bagi millenial yang ingin tau apa itu wakaf produktif, sekarang banyak ditemui di aplikasi yang didalamnya terdapat program wakaf dalam bentuk bisnis salah satunya yaitu aplikasi Ammana.
Dalam kesempatan yang sama, Kiai Masrur dalam pemaparannya mengatakan pemuda harus berfikir out of the box dan visioner dalam memajukan Indonesia. Seperti kisah Al-Fatih, pemuda berusia 21 tahun sudah dapat menaklukan Konstatinopel dengan strategi dan pemikiran-pemikirannya yang visioner.
Beliau juga mengutif kisah Ashabul Kahfi menceritakan para pemuda yangg tertidur di gua selama 309 tahun. Para Pemuda yang memiliki iman luar bisa dalam menghadapai penguasa yang dzolim dan tidak pernah berhenti menyuarakan yang hak adalah hak dan yang bathil adalah bathil.
Oleh karena itu, Sekretaris Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) itu menyarankan kepada para pemuda agar dapat meniru keimanan para pemuda seperti Al-Fatih, dan kisah Ashabul Kahfi tersebut dengan pemikiran-pemikiran yang visioner untuk masa depan bangsa dan Negara.
“Bentuk wakaf yang harus diutamakan saat ini adalah membangun industri, karena dengan membangun industri didalam kegiatannya tetap bisa melakukan ibadah. Sedangkan di masjid-masjid kita tidak diperbolehkan melakukan kegiatan bisnis, aturan masjid harus steril dari bisnis untuk saat ini,” terang ketua umum Da’ina itu.