Babe Haikal Hassan: Terima Kasih Pak Ahok
Abadikini.com, JAKARTA – Soal ucapan statement Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) rupanya mendapat perhatian oleh Ustadz Haikal Hassan.
Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Babe Haikal tersebut ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelumnya tentang Surat Al-Maidah yang telah menjeratnya hingga berujung ke jeruji besi, ditambah lagi soal Kadal Gurun (Kadrun) bakal demo jika ia menjadi Dirut PT Pertamina, menurutnya hal itu telah membuat rasa kekompakan dan persatuan umat Islam yang begitu besar.
Atas ucapan Ahok itu Babe Haikal juga mengucapkan rasa terima kasih yang begitu besar.
“Kita semua harus terima kasih kepada Pak Ahok khususnya statement beliau tentang Al-Maidah dulu dan tentang kadrun baru-baru ini. Statement beliau penuh rasa kekompakan dan persatuan untuk kita semua,” cuitnya dalam akun Twitter @haikal_hassan seperti dilihat di Jakarta, Sabtu (19/9/2020).
Kontan saja, cuitan Babe Haikal disamber netizen. Kata akun @WahidMusz, “Menggunakan kata kita tapi masih menyakiti sesama. Menggunakan kata kita padahal hanya beberapa orang saja. Jangan pakai kata kita tapi tak sampai pada maknanya. Jangan pakai kata kita tapi ujung-ujungnya ujar-ujar kebencian,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Ahok membongkar kebobrokan sistem di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya Pertamina. Persoalan ini ramai menjadi sorotan publik hingga di media sosial.
Tak hanya itu, Ahok menyebut jika dia menjadi Direktur Utama Pertamina, ada masyarakat yang tak senang dan rusuh. Dia mengistilahkan mereka itu sebagai kadrun (sering diasumsikan singkatan kadal gurun).
“Persoalannya kalau saya jadi dirut, ribut. Kadrun-kadrun mau demo, mau bikin gaduh lagi republik ini,” kata Ahok dikutip dari Youtube POIN pada Rabu (16/9/2020).
Selain itu, Ahok mengusulkan Kementerian BUMN harusnya dibubarkan sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun, kemudian membentuk Indonesia Corporation atau seperti Temasek. Konsep ini yakni penggabungan holding BUMN yang akan menjadi superholding.
“Persoalannya, presiden tidak bisa mengontrol manajemen BUMN. Kita tidak ada orang,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Ahok pun menyadari dengan masuknya dia ke jajaran Komisaris Pertamina membuat suasana keharmonisan terganggu. Padahal, selama ini kondisi Pertamina sudah aman dan nyaman. Selanjutnya, Ahok menyoroti para pejabat direksi dan komisaris ada yang melobi menteri untuk mempertahankan jabatannya sehingga membuat Ahok marah-marah.
“Ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan,” ucapnya.