Paul Pogba Dikabarkan Segera Pensiun dari Timnas Usai Agamanya Dihina Presiden Prancis
Abadikini.com, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari Paul Pogba. Geladang Manchester United itu memutuskan pensiun dari Timnas Prancis usai agamanya dihina oleh sang presiden, Emmanuel Macron.
Menyadur dari The Sun, isu ini bermula saat Emmanuel Macron melontarkan kalimat yang seolah menghina Islam, agama yang dianut Pogba. Mulanya ia mengeluarkan kecaman terhadap aksi pembunuhan yang menimpa seorang guru bernama Samuel Party.
Samuel Paty ditemukan tak bernyawa usai kepalanya terpenggal di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris, karena beberapa hari sebelumnya menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai contoh kasus mengenai kebebasan berekspresi. Insiden ini diketahui terjadi pada 16 Oktober lalu.
Sontak insiden tersebut membuat Emmanuel Macron buka suara. Ia sebetulnya mengutuk, namun ada beberapa komentar yang sepertinya menyudutkan Islam.
Emmanuel Macron menilai bahwa kejadian ini adalah sebuah ‘serangan teroris Islamis’. Kemudian Presiden Prancis tersebut meminta kelompok Islam militan domestik atau disebut Cheikh Yassine untuk dibubarkan.
Tak cuma itu, Emmanuel Macron juga meminta Masjid Pantin, dekat sekolah tempat mengajar Samuel Paty ditutup. Sebab ada salah satu wali murid yang merupakan jamaah masjid tersebut.
Kabar mundurnya Paul Pogba memang cukup beralasan. Sebab pemain 27 tahun itu dikenal sebagai Muslim yang taat, salah satu buktinya ia kerap mengunggah momen saat manjalankan ibadah Umrah.
Dalam komentarnya beberapa saat lalu, Pogba pernah menyindir soal keberadaan teroris yang mengatasnamakan Islam. Ia tak setuju bahwa Islam identik dengan kekerasan, padahal justru menimbulkan kedamaian.
”Islam tidak seperti yang orang-orang bayangkan, seperti terorisme. Apa yang kami dengar di media itu berbeda. Islam adalah sesuatu yang indah,” kata Pogba beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Paul Pogba tercatat sudah mencatatkan 71 caps dengan 10 gol bersama Timnas Prancis. Ia juga telah mengantar Les Bleus juara Piala Dunia 2018.