Buya Syafii Maarif: Mendewakan yang mengaku Keturunan Nabi adalah Bentuk Perbudakan
Abadikini.com, JAKARTA – Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menyebutkan orang-orang yang mendewakan seorang yang mengaku keturunan nabi adalah bentuk perbudakan spiritual.
Menurut Buya Safii, Presiden pertama RI Soekarno pun sejauh dulu sudah pernah mengkritik fenomena yang tidak sehat tersebut.
“Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini,” kata Buya melalui akun Twitter @SerambiBuya, seperti dikutip Senin (23/11/2020).
Buya Syafii mengatakan gelar habib danatau gelar lain yang mengaku keturunan nabi atau raja, sultan danlain-lain akan runtuh jika dihadapkan dengan ayat-ayat Alquran.
“Gelar habib, dan 1.001 gelar lain yang mengaku keturunan nabi, atau keturunan raja, hulubalang/keturunan bajak laut, perompak lanun yang menjadi raja, sultan, dianggap suci oleh sebagian orang akan runtuh berkeping berhadapan dengan penegasan ayat Alquran,” tegas Buya Syafii.
Buya Syafii tidak mengatakan kelompok masyarakat mana yang dimaksud mendewakan keturunan nabi.
Diketahui, terdapat kelompok masyarakat yang mengidolakan sosok Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Rizieq disebut-sebut sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW dengan panggilan habib.
Namun, tak sedikit pihak yang mempertanyakan gelar habib untuk Rizieq tersebut. Seperti Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurachman menilai seorang yang menyandang status tokoh agama seperti habib atau kiai seharusnya memiliki hati yang baik dan bisa menjaga tutur kata dengan bijaksana di hadapan para pengikutnya.
Rizieq baru pulang ke Indonesia pada 10 November lalu setelah menetap di Arab Saudi selama kurang lebih 3,5 tahun.
Kepulangan Rizieq pun disambut antusias pengikutnya hingga menciptakan kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
Hingga kini, penyambutan kepulangan sosok HRS, pernikahan anak keempatnya, Maulid Nabi Muhammad SAW, kunjungan ke Megamendung Bogor, menjadi lautan kerumunan. Perkumpulan itu telah menciptakan klaster-klaster Covid-19 baru.
Hasil sementara ada 50 orang yang positif Covid-19 setelah mengikuti acara Habib Rizieq di Tebet, Jakarta Selatan. Kelompok penularan ini disebut sebagai klaster Tebet. Berikutnya, ada 30 positif setelah mengikuti acara di Petamburan atau disebut klaster Petamburan.
Kemenkes juga masih menunggu hasil dari 15 sampel yang mengikuti acara di Mega Mendung, Puncak, Bogor.
“Ditemukan di Tebet total 50 kasus positif dan di Petamburan sebanyak 30 kasus dan di Mega Mendung terdapat 15 sedang menunggu hasil pemeriksaan,” ujar Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M. Kes dalam konferensi pers: Update Pemeriksaan, Pelacakan dan Perawatan COVID-19 olej Kemenkes di Jakarta, Minggu (22/11).