Keteladanan Guru Jadi Kunci Keberhasilan Pendidikan Antikorupsi
Abadikini.com, JAKARTA – Keteladanan guru menjadi tantangan utama agar bisa memberikan pendidikan antikorupsi di sekolah karena anak didik bisa melihat contoh nyata dari sosol seorang guru.
“Jika mengajarkan mata pelajaran lain yang siswa lihat adalah papan tulisnya, namun dalam mengajarkan pendidikan antikorupsi, yang siswa lihat adalah orang yang menulis, maka tantangannya adalah keteladanan, murid tidak akan bisa menerima tentang antikorupsi jika gurunya datang telat,” kata Dirketur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (Dikyanmas KPK) Giri Suprapdiono.
Hal tersebut diungkapkan dalam Seminar Nasional Sebuah Upaya membangun Karakter bertajuk Guru Kreatif berbagi nilai-nilai antikorupsi yang dilaksanakan secara online pada selasa (1/10/2020).
Giri menuturkan, terkadang guru lupa mengajarkan mengenai soft kompetensi dan lebih berfokus pada nilai. Padahal menurutnya yang mempengaruhi kesuksesan adalah perilaku jujur dan disiplin dari orang tersebut, sedangkan nilai berada di urutan ke 30.
Komitmen pendidikan antikorupsi yang telah di tandatangani pada 2018 oleh empat kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri bersama KPK untuk membangun budaya antikorupsi telah melahirkan peraturan yang mewajibkan masuknya pendidikan antikorupsi di semua jejang. “Sudah ada 242 peraturan kepala daerah diantaranya 13 peraturan gubernur, 46 peraturan walikota dan 183 peraturan bupati,” papar Giri.
Dengan lahirnya 242 peraturan kepala daerah pada 2020 tersebut, tambahnya, sudah ada 93.862 Sekolah yang mengimplementasikan pendidikan antikorupsi dengan rincian, SD sebanyak 98.862, SMP sebanyak 28.376, SMA/K sebanyak 19.042 dan madrasah dari tingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) sampai MA (Madrasah Aliyah) jumlahnya mencapai 82.418.
“Jadi Pendidikan antikorupsi bukan sekedar yang sifatnya tambahan saja, namun menjad kewajiban regulasi yang sudah diatur dari tahun 2019,” ungkapnya.
Seminar yang diikuti oleh guru pengampu pendidikan antikorupi ini terlaksana berkat kolaborasi SPAK Indonesia, Dayalima, PT Paragon dan Semen Indonesia. Kolaborasi ini telah menghasilkan gerakan guru pembangun peradaban, yaitu 350 guru antikorupsi di Surabaya yang siap mengajarkan nilai antikorupsi dan menjadi role model bagi siswa dan lingkungan sekolah.