Majelis Mujahidin Tuding Menag adalah Satpam Gereja
Abadikini.com, JAKARTA – Diangkatnya Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) sebagai Menteri Agama (Menag) oleh Presiden Jokowi menimbulkan kritik dari Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, Ustadz Irfan S. Awwas.
Menurut Ustadz Irfan sosok Gus Yaqut merupakan ‘satpam gereja’ ditambah lagi ia juga menuding bahwa Jokowi ingin menggalang dukungan Banser NU untuk menjalin hubungan diplomatik dengan zionis Israel.
“Jika dalam kabinet Indonesia maju Jokowi, mengangkat “Satpam gereja” jadi menag. Bukan mustahil, Jokowi ingin dapat dukungan Banser NU untuk menjalin hubungan diplomatik dengan zionis Israel,” tutur Ustadz Irfan, Rabu (23/12/2020).
Seperti dilansir situs resmi NU nu.or.id, Jumat (25/12/2020), Gus Yaqut pernah bertandang ke Israel dan pernah cium tangan Paus di Vatikan. Sebelumnya Yaqut setuju dengan gagasan calling visa dengan Israel yang dibuka oleh pemerintah yang menuai protes sejumlah kalangan.
Ustadz Irfan menilai diangkatnya Gus Yaqut sebagai Menteri Agama, menurutnya Presiden Jokowi terkesan membiarkan kegaduhan yang sedang melanda negeri.
“Yaqut, ketua banser yang sering bicara dengan narasi kasar dan mengancam ormas Islam. Maka dengan diangkatnya Yaqut jadi menag, harapan untuk Indonesia damai dan bermartabat akan semakin jauh. Presiden Jokowi sengaja membiarkan dalam negeri Indonesia tetap onar, demi mendapatkan dolar dan yuan,” tambahnya.
Meskipun Muhammadiyah dan NU telah menyambut baik dengan dilantiknya beberapa menteri baru terutama Gus Yaqut, Ustadz Irfan meski menaruh kekhawatiran dengan sosok pentolan Banser itu yang sering bernarasi menyudutkan umat Islam yang aktif menyuarakan kritikan terhadap penguasa, berharap tidak menambah masalah baru dan justru menjadi peredam sikap represif penguasa terhadap ormas dan aktivis islam.
“Rakyat berharap dengan menjadi menag, Yaqut bisa meredam sikap represif penguasa terhadap ormas dan aktivis Islam yang kritis. Tapi mengikuti ucapan Yaqut berupa hasutan dan kebencian atas nama bela negara dan bela penguasa, harapan itu kian menipis, semoga kelak, dia tidak bernasib sama dengan shahibnya Imam Nachrowi yang dikerangkeng terkait korupsi dana olah raga,” pungkasnya.