Arab Saudi Perbolehkan Kaum Perempuan Jadi Tentara
Abadikini.com, RIYADH – Kerajaan Arab Saudi melalui kementerian pertahanan telah mengeluarkan peraturan baru yang mana peraturan itu mengizinkan bagi para kaum perempuan (wanita) untuk bergabung dengan militer.
Langkah ini menjadikan militer sebagai salah satu profesi bagi kaum perempuan di negara itu.
Namun, peraturan itu tidak berlaku bagi para perempuan yang menikah dengan warga negara non-Saudi tidak akan diterima sebagai anggota militer.
Keputusan untuk mengizinkan perempuan bergabung dengan angkatan bersenjata Saudi diumumkan sejak tahun 2019, atau pada tahun yang sama ketika otoritas Saudi memberi izin bagi perempuan untuk ke luar negeri, tanpa terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari kerabat laki-laki.
Menanggapi hal ini, peneliti hak perempuan dari Human Rights Watch, Rothna Begum, mengatakan Saudi mencoba menjadikan hak-hak perempuan sebagai berita utama namun masih menahan dan membungkam aktivis hak perempuan.
“Jika otoritas Saudi ingin menunjukkan keseriusan terhadap reformasi hak perempuan, mereka harus segera dan tanpa syarat membebaskan perempuan dan mencabut larangan perjalanan dan penangguhan hukuman pada semua aktivis hak perempuan,” ujar Begum, seperti dilansir dari Independent, Selasa (23/2/2021).
Dilansir Arab News, militer Saudi membuka kesempatan menerima prajurit hingga sersan untuk Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Pasukan Rudal Strategis, serta Layanan Medis Angkatan Bersenjata.
Namun bagi yang ingin bergabung harus lulus tes kesehatan dan ujian sesuai penempatan. Selain itu ada persyaratan tambahan untuk kalangan perempuan.
Mereka harus berusia antara 21 dan 40 tahun, memiliki tinggi badan paling tidak 155 sentimeter, dan tidak boleh berstatus pegawai pemerintah.
Selain itu mereka harus memiliki kartu identitas nasional independen serta setidaknya memiliki ijazah pendidikan sekolah menengah. Pelamar yang menikah dengan warga negara non-Saudi tidak bisa diterima.
Sementara itu rentang usia untuk pelamar pria antara 17 dan 40 tahun dengan tinggi badan paling tidak 160 sentimeter.
Seorang wanita karier yang juga pakar sistem informasi, Halah Al Ynabawi, mengatakan, perekrutan perempuan untuk militer merupakan terobosan maju.
Menurut dia, perekrutan perempuan sudah menjadi kontroversi di negara-negara Arab sejak 30 tahun terakhir.
“Tapi hari ini, melalui visi Raja Salman, dia memainkan peran besar dengan melibatkan perempuan di semua bidang, mulai pemerintahan dan kini militer,” katanya.