Perdebatan Seru Dua Politikus Mantan Vokalis Band Bahas Kinerja Anies Tangani Banjir
Abadikini.com, JAKARTA – Dua politikus yang merupakan mantan vokalis band papan atas Indonesia saling serang di sosial media terkait penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Adu argumen antara Plt Ketua Umum (Ketum) PSI Giring Ganesha dan mantan Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau Pasha ‘Ungu’ di Instagram menyita perhatian netizen.
Dipicu dari unggahan Giring di Instagram pada Sabtu (20/2/2021) yang menyebut Anies tak pernah serius mengatasi banjir di Jakarta. Dia juga meminta Anies tak melempar kesalahan ke hujan dan banjir kiriman.
Melansir dari detikcom, Selasa (23/2/2021) berikut perdebatan seru kedua politikus mantan vokalis band tersebut.
“Mas Gubernur @aniesbaswedan jangan cuma melempar kesalahan pada curah hujan dan banjir kiriman. Pada banjir kemarin, status pintu air di Bogor dan Depok normal. Artinya banjir terjadi karena Mas Gubernur Anies tidak punya rencana dan cara yang jelas untuk mengatasinya,” tulis Giring dilihat detikcom, Selasa (23/2/2021). Giring sudah mempersilakan detikcom mengutip.
“Selama tiga tahun terakhir Mas Anies tidak pernah serius mengatasi banjir selain itu Mas Anies terbukti tidak punya kapabilitas mengelola Jakarta. Naturalisasi sungai yang selalu digembar-gemborkan Mas Anies terbukti cuma konsep di atas kertas, tidak dikerjakan di lapangan sementara normalisasi sungai dihapuskan,” sambungnya.
Menurut Giring, tak ada upaya Anies membuat Jakarta bebas dari banjir. Tak ada pengerukan sungai hingga pengecekan pompa menjelang musim hujan.
“Selain itu, menjelang musim hujan, tidak terlihat ada upaya untuk mengeruk sungai, membersihkan saluran air, dan mengecek pompa. Ketika tindakan-tindakan itu tidak dilakukan, mustahil Jakarta bebas dari banjir. Padahal anggaran DKI Jakarta lebih dari cukup untuk membiayai itu semua,” tuturnya.
Giring juga menilai Anies tak memprioritaskan penanganan banjir dalam merancang anggaran. Anggaran DKI, kata dia, justru dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak mendesak, seperti pembayaran uang muka Formula E, yang rencananya digelar di Jakarta.
“Anggaran Jakarta diboroskan untuk hal-hal tak perlu. Lihat saja, untuk pembayaran uang muka Formula E, mempercantik JPO, atau mengecat genting-genting rumah warga. Dari sini, Gubernur Anies terlihat tidak mampu menyusun prioritas. Kebutuhan mendesak dinomorduakan, hal-hal bersifat kosmetik justru didahulukan,” papar Giring.
Unggahan Giring itu pun dikritik Pasha. Politikus PAN itu mengatakan mengelola Jakarta tidak semudah mengkritik di media sosial.
“Saudaraku bro @giring yang terhormat.. saya izin komen di laman pa Plt.ketum psi.. judgement bro ketum terkait kapabilitas pa gub @aniesbaswedan yang bro anggap tidak mampu mengelola Jakarta saya kira terlalu naif dan kerdil.. mengelola Jakarta tidak semudah bro mengkritik di medsos..,” tulis Pasha. Pasha sudah mempersilakan detikcom untuk mengutip.
Pasha sepakat bahwa Pemprov DKI perlu memberikan perhatian khusus terkait program penanganan banjir, termasuk bagaimana menyelesaikannya dan perlunya dibentuk tim satgas banjir. Namun, dia juga menjelaskan bahwa pemerintah bekerja berdasarkan prinsip kebutuhan yang dilaksanakan berdasarkan sistem, regulasi, dan anggaran yang sudah dibagi-bagi tiap organisasi perangkat daerah (OPD).
“Saran bagi saudara2ku yang duduk diDPRD DKI Jakarta termasuk kader partai #PAN yang duduk di parlemen DKI untuk buka kembali blue print perencanaan pembangunan ibukota Jakarta sejak zaman Belanda yang mana saya yakin semuanya sudah tertuang di dalamnya termasuk jawaban persoalan bagaimana agar Jakarta tidak ‘lagi’ banjir,” tuturnya.
Pasha juga mengkritik penggunaan kata ‘kapabilitas’ yang digunakan Giring. Menurutnya, penggunaan kata itu sangat bias dan tidak tepat. Mengingat, saat ini persoalan yang dihadapi Jakarta bukan hanya banjir semata.
“Hari ini ada pandemi, ada persoalan kemiskinan baru dampak dari pandemi ada persoalan pemulihan ekonomi ada persoalan pembangunan juga pembenahan serta dekorasi kota yang jg tidak bisa ditinggalkalkan begitu saja, semua harus diselesaikan setidaknya secara linier/paralel. Kalau kemudian persoalan banjir melahirkan pendapat terkait kapabilitas secara menyeluruh saya pribadi tidak sepakat,” kata Pasha.
Pasha pun meminta Giring lebih bijak dalam berpendapat. Dia menilai Giring juga tidak memiliki kapasitas untuk menilai Anies. Sebab, menurut Pasha, Giring selama ini belum pernah mengelola sebuah daerah.
“Selaku pemimpin partai di Republik ini sejatinya saudaraku giring harus lebih bijak melihat situasi bangsa kita yang sedang ‘sakit’ & ‘sulit’.. setidaknya narasi yang dibangun harusnya menenangkan tidak ‘meresahkan’ apalagi sampai ke persoalan penilaian ketidakmampuan seseorang.. bukankah bro giring pun tidak dalam kapasitas menilai seperti itu..? apakah bro giring sudah pernah teruji mengelola sebuah kota/daerah atau bahkan kelurahan..? mohon maaf kalau saya keliru berpendapat bro ketum.. salam millenial! hidup PSI!salam hormat saya -pasha- ketua DPP PAN,” tulisnya lebih lanjut.
Saling adu pendapat pun berlanjut. Giring membalas komentar Pasha. Giring mengatakan kritik yang disampaikannya bukan sembarangan. Sebab, partai yang saat ini dipimpinnya memiliki 8 kursi di DPRD DKI Jakarta.
“@pashaungu_vm Terima kasih saudaraku dan seniorku Pasha. Ini tentu bukan kritik sembarangan. Kami punya kursi di DKI yang mengawal kerja Gubernur. Kami rutin bertemu dan membahas masalah-masalah DKI terkait anggaran, kemacetan, sampah, dan tentu saja banjir,” kata Giring.
Giring menegaskan, apa yang disampaikannya merupakan fakta. Menurutnya, PSI berhak menyuarakan suara warga DKI Jakarta perihal penanganan banjir.
“Apa yang saya tuliskan itu fakta yang terjadi di DKI. Sebagai partai yang memiliki perwakilan di DKI, tak berlebihan jika saya katakan bahwa PSI berhak untuk menyuarakan suara warga DKI Jakarta dan konstituen kita. Salam Solidaritas,” lanjutnya.