Dicemooh Karena Najis, Wanita Bercadar Ini Beri Alasan Mengapa Harus Pelihara Anjing hingga 70 Ekor
Abadikini.com, BOGOR – Seorang wanita muslimah bercadar bernama Hesti Sutrisno sengaja memilihara anjing di rumahnya sebanyak 70 ekor di Tenjolaya Kabupaten Bogor. Wanita muslimah itu juga memberikan alasannya sampai pelihara binatang yang dikenal memiliki najis tersebut.
Menurut wanita yang akrab disapa Hesti itu, apa yang ia lakukan tersebut niatnya hanya untuk menolong anjing dari jalanan.
Selain itu, Hesti juga hanya ingin membantu orang-orang agar tidak diganggu oleh hewan tersebut saat melewati jalanan.
“Apa yang saya lakukan ini menolong (anjing) dari jalanan. Diberi tempat yang aman agar tidak mengganggu makhluk yang disebut manusia, katanya yang (derajatnya) paling tinggi,” kata Hesti Sutrisno, dikutip dari detikcom, Sabtu (20/3/2021).
Ia pun mencontohkan, ketika ada anjing manusia tidak akan berani melintas. Setelah anjing itu ia ambil manusia bisa dengan aman melintas di jalan tersebut.
“Saya bawa pulanglah yang tadinya dia, ini kan ada anjing liar, ini ada manusia mau lewat. Karena ada anjing, (manusia) kan takut. Akhirnya saya ambil nih (anjing) saya taruh tempat. Akhirnya jalanan nih bisa dilewati sama manusia karena saya taruh nih anjing, nggak mengganggu manusia,” tuturnya.
Wanita bercadar ini juga mengungkapkan, terkait haram atau tidaknya yang ia lakukan tersebut biar Allah SWT yang menilai.
“Biar Allah yang menilai. Untuk diri saya, biarkan menjadi urusan saya sama Allah. Yang penting, itulah niat saya,” ungkap Hesti.
Ia pun mengatakan, dirinya sengaja menampung puluhan anjing itu agar najis dari hewan tersebut tidak berceceran di jalan dan mengenai manusia.
“Manusia kan ribet katanya dengan najisnya. Ya sudah deh anjingnya gua bawa balik ke rumah. Gua kasih tempat biar najisnya nggak berceceran. Beraknya juga nggak sembarangan, buangnya di septic tank di sini,” ujar Hesti.
Hesti juga mengaku kadang kesal saat dirinya sebagai muslimah bercadar ditanya soal najis anjing yang bisa menghilangkan pahalanya.
“Kadang ada yang bilang, ‘ntar kan pahalanya hilang’. Terus saya tanya pahala siapa yang hilang? ‘Ya pahala ibu’. Terus kenapa kamu yang rempong? Saya saja yang punya pahala nggak khawatir,” ujarnya.