Wasiat Ali bin Abu Thalib Untuk Anak-Anaknya Sebelum Meninggal
Abadikini.com – Sebelum meninggal dunia, Ali bin Abu Thalib sempat memanggil anak-anaknya untuk berpamitan. Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Ali memanggil al-Hasan dan al-Husain untuk melihat mereka terakhir kalinya.
Selain itu, untuk mengajarkan akhlak pembesar sejati dan menanamkan sifat kepahlawanan dalam diri mereka. Setelah mereka duduk di dekatnya, Ali pun menyampaikan wasiat perpisahan.
Di antara wasiatnya itu ada yang ditujukan kepada salah seorang anaknya secara khusus, dan ada pula yang ditujukan kepada mereka semua. Mula-mula Ali berwasiat kepada al-Hasan dan al-Husain.
Ali berkata: “Aku berwasiat kepada kalian berdua, bertakwalah kepada Allah. Janganlah mengejar dunia meskipun dunia mengejar kalian. Janganlah kalian menangisi apa pun atau siapa pun, yang pergi meninggalkan kalian. Sampaikanlah kebenaran, sayangilah anak yatim, bantulah orang yang memerlukan, dan beramallah untuk negeri akhirat. Jadilah musuh bagi orang yang zalim, dan pembela bagi orang yang dizalimi. Amalkanlah isi Alquran dan jangan pernah takut terhadap celaan siapa pun selama kamu menegakkan agama Allah”.
Setelah itu, Ali menatap putranya yang lain, Muhammad bin al-Hanafiyah, lalu bertanya:
‘Apa kamu sudah hapal wasiatku kepada kedua saudaramu tadi?”
“Ya, aku menghapalnya”, jawabnya.
“Aku juga mewasiatkan seperti itu kepadamu, dan aku perintahkan kamu agar memuliakan kedua saudaramu ini karena hak mereka yang begitu besar atasmu. Patuhilah perintah keduanya, dan janganlah putuskan apa-apa tanpa melibatkan mereka”.
Ali kemudian beralih lagi kepada al-Hasan dan al-Husain: “Aku titipkan dia (Muhammad bin al-Hanafiyah) kepada kalian berdua. Dia juga anak ayah kalian, dan kalian tahu ayah kalian ini mencintainya”.
Selanjutnya, Ali berpesan secara khusus pada al-Hasan: “Wahai anakku, aku berwasiat kepadamu, bertakwalah kepada Allah. Dirikanlah sholat pada waktunya, tunaikanlah zakat pada haul-nya, dan berwudhulah dengan baik. Karena tidak sah sholat orang yang tidak berwudhu, sebagaimana tidak diterimanya sholat orang yang tidak menunaikan zakat. Maafkanlah kesalahan orang lain, tahanlah amarahmu, peliharalah silaturahim, dan bersabarlah dalam menghadapi kejahilan orang lain. Perdalamlah ilmu agama, telitilah dalam melihat segala sesuatu, dan biasakanlah membaca Alquran. Aku juga berpesan agar kamu selalu berbuat baik kepada tetangga, memerintahkan kebaikan, mencegah kemungkaran, dan menjauhi segala kekejian” (Tarikh ath-thabari).