Ini Sindiran Rocky Gerung Kepada Jokowi Soal Salah Sebut “Provinsi Padang”
Abadikini.com, JAKARTA- Pengamat Politik, Rocky Gerung ikut buka suara terkait Presiden Jokowi yang salah sebut `Provinsi Padang` di sebuah pidatonya.
Dalam video yang diunggah oleh kanal Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (20/5/2021), disampaikan sebuah sindiran pada Jokowi terkait hal-hal ganjil yang disampaikan dalam beberapa pidatonya.
Rocky dan Hersubeno melontarkan pernyataan yang menyinggung soal Provinsi Padang dan Bipang Ambawang. Rocky bahkan mengusulkan satu pertanyaan yang bisa dijadikan soal dalam TWK atau tes wawasan kebangsaan.
“Jalan-jalan ke Provinsi Padang, jangan lupa beli Bipang Ambawang. Nggak pas nggak akan ketemu deh kalau di sana,” ujar Hersubeno dalam video tersebut.
“Itu bisa jadi bahan tes kebangsaan tuh. Apakah Bipang ada di Padang? Nah itu bisa jadi problem tuh,” ujar Rocky Gerung.
Rocky gerung lantas menyebut bahwa presiden tak memiliki kapasitas tertentu terkait kesalahan ucap saat pidato. Ia juga mengungkit soal pidato lebaran Presiden Jokowi yang juga disorot karena menyebut Bipang Ambawang.
“Pakai teks salah, nggak pakai teks salah, jadi nggak usah ngomong aja supaya nggak salah. Ini hal yang sepele sebenarnya, kadang orang juga bikin kekacauan fakta yang sebetulnya nggak dosa-dosa amat,” ujar Rocky.
“Ada kapasitas tertentu yang tidak dimiliki oleh Presiden, soal-soal yang elementer. Seharusnya saat salah omong ya harusnya dibercandain saja, itu bisa dicairkan,” lanjut Rocky.
Lebih lanjut, Rocky menilai istana tak perlu menyampaikan klarifikasi terkait kesalahan tersebut secara resmi. Ia menilai hal itu lebih baik dibiarkan saja.
“Dan sebetulnya ini istana ngapain juga diklarifikasi, biarin aja lah dengan sedikit bercanda. Nggak usah secara official harus klarifikasi,” ujar Rocky.
Rocky kembali menegaskan bahwa banyak kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh Presiden Jokowi namun memicu reaksi yang heboh dari publik. Hal itu menurut Rocky terjadi karena ada kekesalan yang menumpuk di dalam kelompok masyarakat.
“Jadi banyak hal yang sebetulnya bahan yang biasa, tapi karena orang sudah menumpuk kejengkelannya, maka presiden keseleo lidahnya pun dianggap keseleo otak,” lanjutnya.