Ini Dia Sinopsis Film Tanah Air Beta
Abadikini.com, JAKARTA – Tanah Air Beta merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 17 Juni 2010 lalu dengan disutradarai oleh Ari Sihasale yang dibintangi antara lain oleh Alexandra Gottardo, Lukman Sardi, Asrul Dahlan, dan lain-lain.
Film garapan rumah produksi Alenia, yang menceritakan kehidupan keluarga yang terpisah karena pelepasan Timor Timur pada tahun 1998.
Nilai persatuan dan Pancasila benar-benar terwujud ketika tokoh utama Tatiana (diperankan Alexandra Gottardo) dan anak perempuannya Merry (Griffit Patricia), yang memilih ke Kupang, NTT, karena ingin tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Pada tahun 1999, Timor Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke Timor Leste.
Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik tersebut. Merry (Griffit Patricia) memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana (Alexandra Gottardo).
Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Leste bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa Kaunang). Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik.
Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
Di antara potret sosial tentang kehidupan di pengungsian itu, Merry menduga ibunya sakit keras karena terbatuk-batuk. Dokter puskesmas kenalan Tatiana dan Merry, Dr. Joseph (Ari Sihasale) diminta Merry untuk memeriksa Tatiana. Tatianapun diperiksa oleh Dr. Joseph, dan dibantu oleh Abu Bakar.
Tatiana diceritakan oleh Abu Bakar mengenai berita yang disampaikan Lukman tentang Mauro beberapa hari yang lalu yang membuat Merry gembira karena menduga Mauro akan ke tempatnya. Ternyata Mauro yang berada disana tidak menyukai ibunya yang tidak pernah menengoknya, padahal itu semua adalah salah kaprah karena waktu tiba Mauro dan Tatiana selalu tidak sama.
Maka, Mauro hanya meminta Merrylah yang bertemu dengannya. Hal yang diceritakan di puskesmas itu didengar oleh Merry yang ingin menjenguk ibunya, Merrypun bertekad pergi ke perbatasan sendirian dengan uang tabungannya. Cik Irene berbaik hati memberikan bekal untuk Merry.
Merrypun pergi sendiri dengan menggunakan bus hingga sampai ke terminal terdekat dengan perbatasan (yang juga masih sangat jauh dari perbatasan). Bertanya kepada seorang sopir, ia mengetahui jalan ke perbatasan dan nekat berjalan kaki.
Abu Bakar dan Tatiana yang baru saja pulang, mengetahui Merry sudah tidak ada. Tatianapun menduga Merry mendengar pembicaraannya dengan Abu Bakar. Abu Bakarpun segera menyuruh Carlo untuk mencari Merry. Carlo sampai ke terminal terakhir dan mendapat info dari sopir yang ditanyai Merry.
Carlo juga berjalan kaki, tetapi ia beruntung menemukan mobil pengangkut. Iapun ikut dan berhasil menemukan Merry dijalan. Segera setelah ditinggal oleh mobil pengangkut, Merry pingsan. Merrypun dibawa ke puskesmas terdekat dan cukup sehat untuk melanjutkan perjalanan.
Perjalanan yang mereka lalui tidak mudah karena sedikitnya kendaraan yang lewat. Usaha yang ulet membuat mereka sampai di perbatasan. Mereka bertemu Lukman, Merry menunjukkan foto keluarganya dan hubungan darahnya denga Mauro dan Tatiana.
Lukman mengatakan bahwa Mauro sudah sampai di perbatasan. Merry dan Carlo pergi ke perbatasan dimana keluarga yang berpisah saling bertemu. Disana, lewat lagu Kasih Ibu, Merry bertemu dengan Mauro. Saat mereka tengah berangkulan, Merry meluruskan kesalahpahaman Mauro. Tepat saat itu, Tatiana dan Abu Bakar datang. Tatiana segera pergi ke Mauro dan Merry, dan berpelukan.