Puluhan Ribu Warga Myanmar Sembunyi di Hutan
Abadikini.com, JAKARTA – Beberapa kemah yang tersebar di hutan itu berisi puluhan orang, beberapa kemah lainnya berisi lebih dari seribu orang. Orang-orang yang telantar ini tidur berkerumun di bawah terpal plastik untuk melindungi mereka dari hujan pada saat musim monsoon.
Persediaan makanan terbatas dan muncul tanda penyebaran penyakit, menurut sejumlah orang yang melarikan diri dari pertempuran terbaru di Negara Bagian Kayah, Myanmar. Pertempuran ini hanya satu dari beberapa konflik yang pecah sejak militer menggulingkan kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, melengserkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
“Beberapa anak mengalami diare. Sulit mendapatkan air bersih di sini. Beberapa orang tidak mendapat kesempatan untuk membawa nasi atau makanan,” jelas Foung (26), yang hanya memberi nama panggilan karena takut akan keselamatannya.
“Kami berdoa,” ujarnya, membagikan gambar terpal tersampir di antara batu-batu besar di bawah pohon tempat dia sekarang tidur, dikutip dari Reuters, Jumat (18/6).
PBB memperkirakan hampir 110.000 orang telantar di Negara Bagian Kayah karena kekerasan terbaru.
Dengan pertempuran baru di wilayah utara dan barat Myanmar, totalnya hampir 200.000 orang melarikan diri dari rumahnya sejak kudeta, sejauh ini merupakan pergerakan massal terbesar sejak eksodus 700.000 warga Muslim Rohingnya pada 2017 saat operasi militer di negara bagian Rakhine.
Reuters tidak bisa menghubungi junta untuk dimintai komentar terkait hal ini.