Asah Kemampuan Anak-anak Bantaeng, Bupati Usulkan Perda Literasi
Dia juga mengharapkan, lomba bercerita atau bercerita dapat memberikan manfaat yang luas untuk kabupaten Bantaeng.
Contohnya seperti, panitia dan peserta yang hadir mampu bertutur atau bercerita kepada keluarga dan tetangga tentang bahaya dan penanganan Covid-19.
“Bertutur seperti ini penting agar kita dapat tetap produktif seperti sekarang ini,” kata dia.
Sedikit mengkritik, kata Ilham Syah Azikin, kalimat “Story Telling” pada kegiatan itu jika tidak wajib, diganti dengan kata “Accarita”. Hal ini dimaksudkan agar anak – anak di Bantaeng bangga dengan budaya lokalnya sendiri.
“Story Telling kalau tidak wajib diganti kata Accarita, agar anak – anak bangga dengan budaya lokal yang ada di sekitar kita,” kata Bupati Alumni Lemhanas RI itu.
Dia juga mengapresiasi Dinas Perpustakaan Bantaeng yang telah membuka ruang aktualisasi dan apresiasi anak – anak. Kata dia, setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak – anak yang lain
“Anak – anak kita harus terus mengasah keterampilan, ruang – ruang apresiasi kepada anak sangat dibutuhkan,” kata dia.
Lebih lanjut, dia menyampaikan kepada Kepala Sekolah maupun guru yang hadir, kedepannya bertutur atau bercerita dapat dijadikan ekstrakurikuler di sekolah. Sehingga lomba bertutur dapat berjenjang.
“Semua pihak bertanggung jawab menjaga budaya literasi di Bantaeng. Termasuk saya. Bersama pimpinan DPRD saya telah mengusulkan Perda Literasi sebagai Perda Inisiatif nanti. Diharapkan bukan Perda ini bukan untuk gaya – gayaan. Ini akan menjadi dasar untuk memayungi aktivitas dan menjadi dasar pelaksanaan literasi,” kata doktor ilmu pemerintahan itu.