Vaksin Sudah Dijadikan Ladang Bisnis oleh Segelintir Orang, Ekonom Senior: Sungguh ‘Biadab’

Abadikini.com, JAKARTA - Mulai Senin (12/7/2021) besok layanan vaksin Covid-19 secara berbayar resmi dibuka. Kimia Farma pun langsung tancap gas dengan menawarkan kepada masyarakat dengan berbagai macam varian harga vaksin bisa dibanderol dengan Rp 321.660 sehingga untuk dua kali suntik dosis vaksin individu, harus ditebus seharga Rp879.140. Biaya tersebut terdiri dari harga vaksin Rp643.320 untuk dua dosis. Sedangkan tarif vaksinasi dibandrol Rp235.820 untuk dua kali penyuntikan. Vaksin berbayar itu bisa didapatkan masyarakat melalui delapan klinik Kimia Farma di enam kota. Yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Solo, dan Gianyar. Menanggapi hal tersebut ekonom senior Faisal Basri mengatakan, hal itu berbanding terbalik dengan kondisi dan fakta di lapangan. Lanjut Faisal, keberadaan vaksin untuk masyarakat sendiri masih cukup langka. “Pasokan vaksin masih terbatas. Praktik jualan vaksin adalah tindakan biadab,” cuitnya melalui akun Twitter, Minggu (11/7/2021) sebagaimana dikutip Minggu (11/7/2021). Menurut Faisal, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk memberikan lampu hijau atas langkah BUMN tersebut. “Pemerintah harus melarangnya, apalagi yang jualan BUMN,” tegasnya. Sementara dalam cuitan lainnya, Faisal Basri menuding bahwa BUMN sejak awal sudah melihat kondisi ini sebagai salah satu lahan bisnis. “Sejak awal memang BUMN Farmasi memandangnya sebagai peluang bisnis,” pungkasnya.