Sosialisasi Pembuatan Eco Enzyme dan Pengolahan Sampah Organik di SMPN 44 Surabaya
Dalam mengolahnya perlu adanya perbandingan, yaitu limbah organik : gula / molase : air adalah 3 : 1 : 10. Dan lama pembuatan Eco Enzyme hingga panennya adalah 3 bulan untuk wilayah tropis, dan 6 bulan untuk wilayah sub-tropis. Adapun ciri-cirinya, warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam segar yang kuat.
“Dalam proyek pembuatan eco enzym ini produk yang dihasilkan yaitu hand sanitizer, masker wajah, pembersih rumah tangga (pembersih kerak kamar mandi, pembersih lantai, mencuci peralatan makan dan dapur, mencuci pakaian), disinfektan, pengharum ruangan, pengusir hama dan serangga (tikus, kecoa, semut), dan pupuk organik,” paparnya.
Adanya sosialisasi ini, SMPN 44 Surabaya ingin mengenalkan jika penggunaan sebutan “sampah organik” kini diganti menjadi “sisa organik”. Karena sebenarnya sisa organik tersebut memiliki segudang manfaat jika kita mampu mengolahnya dengan benar, misalnya dijadikan sebagai pupuk kompos atau dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan Eco Enzyme.
Kegiatan kali ini mendapat respon yang sangat baik dari para guru dan mahasiswa Kampus Mengajar Unesa. Sri Widowati berharap, agar nantinya mereka dapat meneruskan apa yang telah diberikan oleh Peserta Putri Lingkungan Hidup (LH) 2021.
“Sehingga warga sekolah dan mahasiswa dapat mengolah sisa organik dengan baik dan menghasilkan produk baru yang memiliki banyak manfaat sehingga sisa organik itu tidak terbuang begitu saja dan menimbulkan bau yang tidak sedap,” ucap Widowati.
Selain itu, Sri Widowati juga berharap, mahasiswa kampus mengajar Unesa juga mendapatkan ilmu serta pengalaman baru terhadap pengolahan sampah organik dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari di SMPN 44 Surabaya.