IDEOLOGI, ISLAM DAN PANCASILA
Penulis M. Masduki Thaha
Ketua DPW PBB Jawa Timur
A. Pengantar.
Beredar tulisan di media sosial berjudul Menguji Kebenaran Sebuah Ideologi: Sesuaikah dengan fitrah manusia dan pertimbangan akal sehat?
Beberapa hal tampaknya perlu didiskusikan untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang lebih baik dan mengeliminir kemungkinan adanya akibat-akibat negatif dari kesalahmengertian itu.
B. Pengertian Ideologi.
Ideologi berasal dari kata Yunani Idein, yang berarti melihat, atau Idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran, dan logia yang
berarti ajaran. Dengan demikian Ideologi merupakan ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran (science des ideas)..
Konsep tentang Ideologi pertama kali muncul ditengah-tengah dampak revolusi Prancis. Konsep ini diciptakan pada tahun 1797 oleh Antoine Destutt de
Tracy, salah seorang anggota kelompok filosof yang diberi tanggung jawab oleh
konvensi revolusi untuk menjalankan Institut de France yang baru berdiri.
Tugas utamanya adalah menyebarkan gagasan Pencerahan. Dalam bukunya Elements d’Ideologie yang ditulis antara tahun 1801 dan 1815, de Tracy mengusulkan sebuah ilmu pengetahuan baru tentang pikiran, yaitu idea-logy yang akan menjadi dasar bagi
semua sains (Mc Leland: 2005).
Ideologi dalam arti praktis ialah kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupanya, baik yang individual maupun yang sosial.
Penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut “Politik”. Karena itu sering terjadi bahwa ideologi dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya merebut kekuasaan.
Ideologi dalam kehidupan kenegaraan dapat diartiakan sebagai suatu konsensus mayoritas warga negara tentang nilai-nilai dasar yang ingin diwujudkan dengan mendirikan negara. Dalam hal ini sering disebut juga
Philosofische Grondslaag atau Weltanschaung yang merupakan pikiran-pikiran atau gagasa-gagasan terdalam, hasrat terdalam warga negaranya, untuk diatasnya didirikan suatu negara.