Gebrakan Baru Yusril Ihza Mahendra, Bikin Demokrat Was-was?
Terobosan Baru bagi Demokrasi Kita
Pada titik itulah, tak berlebihan jika kita menganggap langkah hukum yang ditempuh ke empat eksponen Partai Demokrat melalui kuasa hukumnya Yusril Ihza Mahendra msebagai terobosan baru. Apalagi Yusril mampu memberi ruang atau celah hukum melalui lembaga hukum seperti Mahkamah Agung.
Celah hukum berbasis argumen hukum itu bahkan tersusun secara detail dan bisa dimafhumi publik. Sejumlah pengamat politik bahkan menyebut ini adalah terobosan yang punya basis pengetahuan yang kuat, sehingga wajar jika pengamat politik sekelas Burhanuddin Muhtadi menyarankan agar Demokrat lebih baik bersiap diri melawan langkah hukum Yusril, daripada berlaku nyinyir yang bersifat pribadi. Bahkan sindiran datang dari pengamat politik lainnya seperti Adi Prayitno. Ia menyebut jika langkah Yusril bisa membuat elit Demokrat tak bisa tidur nyenyak, mengingat gugatannya cukup serius dan berbasis argumen hukum yang cukup kokoh.
Alih-alih kubu Demokrat AHY mempersiapkan diri menyusun argumen hukum, sebagian elit Demokrat malah melempar narasi yang mengarah pada serangan pribadi terhadap Yusril, yang juga sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang.
Padahal para pengamat menyarankan sebaiknya Demokrat meninggalkan cara lama, dengan hanya melempar narasi bombastis yang jauh dari menanggapi substansi pokok yang disusun Yusril.
Bahkan Yusril sendiri telah memberi contoh detil soal langkahnya dulu ketika menjadi kuasa hukum petinggi Golkar Abu Rizal Bakrie. Tapi mungkin karena tabiat sebagian elit Demokrat yang senang berakrobat, seperti Andi Arif, Rachland Nasidik, dan yang lainnya. Letupan respon mereka pun seperti dibilang Yusril bak ‘jurus mabuk’ yang bertingkah asal pukul sana sini.
Reaksi yang jauh mencerminkan sikap intelek dan bermartabat ini, justru kian mencoreng nama Demokrat yang dinilai tak punya punggawa hukum yang mumpuni, meski pun sebenarnya ada beberapa kader yang cukup mumpuni jika meladeni argumen hukum yang tengah diajukan Yusril.