Sentil Balik Mantan Ketua MK, Yusril Ihza Mahendra: Di Mana Etika Prof Jimly?
Lain halnya jika tamu itu pulang, maka sendok dan garpu tuan rumah dia kantongi diam-diam. Pencurian adalah pelanggaran norma etika seperti disebut dalam Ten Commandements dan Mo Limo dalam falsafah Jawa.
”Soal ‘etika kepantasan’ yang disebut Prof Jimly bukan hal fundamental. Norma sopan santun itu konvensional, bahkan kadang tergantung selera untuk mengatakan pantas atau tidak pantas,” ujar Yusril.
Sebab, sentil Yusril, pertanyaan yang sama bisa saja dikemukakan: Apa pantas seorang anggota badan legslatif mengomentari sebuah perkara yang sedang diperiksa badan yudikatif? Apa pantas MK menguji UU MK sendiri, yang MK punya kepentingan baik langsung atau tidak langsung dengan UU itu?
”Prof Jimly beberapa kali menguji UU yang justru MK dan hakim MK berkepentingan dengan UU yang diuji itu. Prof Jimly akan menjawab tidak ada UU yang melarang MK menguji UU MK. Ya memang tidak, tapi apa pantas?,” tanya Yusril.
Lanjut Yusril kembali bertanya, apa pantas MK memeriksa pengujian UU yang MK berkepentingan dengannya.? Tetapi ungkap Yusril, berapa banyak hal itu dilakukan semasa Prof Jimly jadi Ketua MK?
”Saya kira ini bukan sekedar persoalan ‘etika kepantasan’ tetapi berkaitan langsung dengan norma etika fundamental terkait dengan keadilan dan sikap inparsial, serta juga norma hukum positif, misalnya UU Kekuasaan Kehakiman,” tutur Yusril.