Beda dengan Sukmawati, Bung Karno Temukan Islam di Usia 15 Tahun
Abadikini.com, JAKARTA – Berbeda dengan Sukmawati yang mantap pindah agama di usia senjanya, Soekarno, ayahanda Sukmawati Soekarnoputri yang juga merupakan Presiden RI pertama malah manemukan Islam di kala muda.
Lahir di keluarga yang tak kental nuansa Islam, Soekarno menemukan Islam saat bergabung dengan Muhammadiyah.
Anak dari pasangan Raden Sukemi Sosrodihardjo dan Idayu tersebut lebih condong sebagai penganut Islam.
Sementara ibunda yang merupakan anak dari pandita Hindu-Bali instens mendidik Soekarno sesuai ajaran Hindu.
Pada 1916, Soekarno yang kala itu berumur 15 tahun, harus meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke Surabaya untuk melanjutkan sekolah di Hogere Burger School (HBS). sekolah tingkat SMA saat ini.
Sang ayah menitipkan Soekarno muda kepada seorang rekannya yang bernama Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Di situlah Soekarno mulai mengenal Islam secara lebih intens.
“Aku tak pernah mendapatkan didikan agama yang teratur karena bapak tidak mendalaminya. Aku menemukan sendiri Islam pada usia 15 tahun, ketika aku mengikuti keluarga Pak Tjokro,” kata Soekarno seperti dilansir dari Republika.ID menurut biografi yang ditulis Cindy Adams.
Ia pun masuk satu organisasi agama dan sosial bernama Muhammadiyah.
Soekarno muda pun aktif menghadiri acara organisasi Muhammadiyah.
Dalam organisasi tersebut, ia pun terpesona dengan karisma pemimpin Muhammadiyah, Tjokroaminoto.
“Sebagai seorang tokoh yang memiliki daya cipta dan cita-cita tinggi, seorang pejuang yang mencintai tanah tumpah darahnya, Pak Tjokro adalah idolaku. Aku muridnya. Secara sadar atau tidak, dia menggemblengku. Aku duduk di dekat kakinya,” begitu pengakuan Soekarno atas kekagumannya pada Tjokroaminoto.
Masih dilansir dari sumber yang sama, tak cuma dari Tjokroaminoto, Soekarno pun berkenalan dengan Islam melalui tokoh-tokoh SI yang kerap mendatangi rumah guru sekaligus bapak angkatnya tersebut.
Meski begitu, Soekarno muda mengakui jika dirinya belum secara mendalam mengenal Islam.
Soekarno akhirnya belajar mendalam tentang Islam saat ditahan Belanda di penjara Sukamiskin Bandung.
Di tempat itu, Soekarno menjadi penganut Islam yang taat.
“Ketika aku berada di penjara, aku menemukan Islam dengan sungguh-sungguh dan benar. Di dalam penjaralah aku menjadi penganut Islam yang sebenarnya,”
Sel penjara yang sempit memberikan waktu banyak bagi Putra Fajar itu untuk mengkaji Alquran.
Di usia 28 tahun, Soekarno mengungkapkan jika dirinya semakin mengenal Islam dan Allah SWT.
“Segala sesuatu bagiku adalah Insya Allah – kalau Tuhan menghendaki,” ucapnya.
Tak adanya pasokan buku-buku berbau politis ke dalam penjara, dimanfaatkan oleh Soekarno untuk lebih banyak mengkaji Alquran.
Sumber: tribunpekanbaru