Silaturahmi ke Pesantren Bambu Bogor, LaNyalla Bicara Nilai Luhur Pancasila
Abadikini.com, BOGOR – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, berkunjung ke Pesantren Bambu Abah Jatnika di Cibinong, Bogor, Rabu (12/1/2022).
LaNyalla hadir didampingi Wakil Ketua DPD RI Mahyudin, Senator Sulawesi Selatan Andi Muh Ihsan, Ajbar (Sulawesi Barat), Bustami Zainuddin (Lampung), Sekjen DPD RI Rahman Hadi, Deputi Administrasi DPD RI Lalu Niqman Zahir, dan Pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun.
Rombongan Ketua DPD RI diterima langsung Pengasuh Pesantren Abah Jatnika Nanggamiharja atau dikenal dengan Abah Bambu.
Dalam silaturahmi tersebut LaNyalla dan Abah Jatnika membahas Pancasila agar dibumikan semakin dalam ke setiap warga bangsa. Pancasila harus kembali menjadi falsafah hidup yang utama bagi rakyat Indonesia.
“Kita terus berjuang untuk mengembalikan Pancasila sebagai pedoman utama bangsa ini, termasuk dalam demokrasi dan sistem ekonomi,” kata LaNyalla.
Saat ini, menurut LaNyalla, sistem demokrasi di Indonesia sudah menyimpang dari Demokrasi Pancasila. Dimana ciri Demokrasi Pancasila adalah keterwakilan semua elemen bangsa sebagai pemilik kedaulatan utama yang berada di dalam sebuah Lembaga Tertinggi di negara.
“Faktanya sekarang ini hanya partai politik yang menguasai. Wakil dari golongan, dari daerah, Sultan dan raja nusantara serta non partisan lainnya tidak terakomodasi bisa berperan,” paparnya.
Dalam sistem ekonomi, para pendiri bangsa melahirkan sistem ekonomi yang dikelola dengan azas kekeluargaan atau Sistem Ekonomi Pancasila. Namun sekarang menjadi sistem ekonomi kapitalistik.
“Seharusnya kekayaan sumber daya alam negeri ini harus dikelola dengan prinsip kekeluargaan dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kenyataannya cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak telah diserahkan kepada pasar. Ini harus dikoreksi,” ucap LaNyalla.
Senada dengan LaNyalla, Abah Jatnika juga berharap Pancasila sebagai pedoman dalam setiap sendi kehidupan. Makanya Pancasila harus dijaga, dipahami dan diamalkan dengan dengan memahami dengan konsisten.
“Nilai-nilai dalam Pancasila itu menurut saya adalah perwujudan dari nilai-nilai Al-Quran. Di Pancasila itu mengandung nilai-nilai Islam yang sangat jelas seperti adanya adil, beradab, kerakyatan, hikmat, permusyawaratan,” ujar Abah Jatnika.
Ditambahkan oleh Abah Jatnika di dalam negara Indonesia yang majemuk ini, sebagai warga yang beradab, beriman, nilai persatuan harus diutamakan.
“Kita terdiri banyak suku, agama dan ras.
Keunggulan-keunggulan dari berbagai daerah itu yang harus diambil sebagai kekuatan dalam membangun bangsa. Bukan yang perbedaannya yang dikedepankan yang justru menambah perseteruan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu Abah Jatnika juga menceritakan kiprahnya sebagai “ahli bambu”. Dia menekuni dunia bambu sejak muda. Bahkan selesai kuliah tahun 1981, Jatnika menekuni bisnis pembangunan rumah bambu. Dia juga mengekspor kerajinan bambu sejak tahun 1985.
Jatnika merupakan salah satu pendiri Yayasan Bambu Indonesia. Hingga kini, ia masih aktif mendidik para ahli pembuat rumah bambu maupun kerajinan bambu lainnya.
Tahun 2006 Jatnika yang sudah mengembangkan 41 model rumah tradisional bambu khas Jawa Barat mematenkan hak cipta untuk rumah bambu semi permanen.
“Saya tidak hanya membuat rumah bambu dan kerajinan bambu, tapi juga melakukan program penanaman bambu secara kontinyu, terutama di sekitar sungai sebagai penahan tebing,” katanya.