Daripada Prioritaskan Formula E, Ketua DPRD DKI Ingatkan Anies Soal Banjir dan Macet
Abadikini.com, JAKARTA – Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menjelaskan,Gubernur Anies pada saat membayar commitment fee Formula E sebelum Perda APBD Perubahan 2019 disahkan.
Hal ini, kata dia, dibuktikan dengan diterbitkannya Instruksi Gubernur kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga untuk meminjam uang kepada Bank DKI.
“Pertama saya beri klarifikasi, Perda yang dimaksud Pak Anies adalah Perda APBD Perubahan tahun 2019. Itu tentang pembayaran commitment fee Formula E Rp 560 miliar,” kata Prasetyo dalam keterangan tertulis, Selasa (25/1/2022).
“Menariknya, pembayaran commitment fee itu dilakukan sebelum Perda disahkan. Sementara Pak Anies telah membuat Instruksi Gubernur kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga untuk meminjam uang kepada Bank DKI,” sambung dia.
Prasetyo lantas menyindir Anies yang tetap bersikukuh melaksanakan Formula E dengan mengklaim program itu telah sesuai dengan Perda APBD Perubahan 2019. Padahal, dana yang disahkan justru diperuntukkan untuk membayar hutang ke Bank DKI.
“Perda APBD Perubahan 2019 justru bukan untuk membayar commitment fee formula E, tapi membayar hutang ke Bank DKI,” tegasnya.
Pras menilai Anies tebang pilih dalam melaksanakan perintah Perda. Padahal, sebutnya, masih ada ribuan pagu anggaran kegiatan dalam APBD yang mesti dilaksanakan. Salah satunya, normalisasi sungai.
“Tapi faktanya Gubernur tidak melaksanakan perintah Perda tersebut dan tidak mau melaksanakan pembebasan lahan. Gubernur takut disebut tukang gusur,” ucapnya.
“Masalah Jakarta itu dua, macet dan banjir. Jadi tolong ayo sama-sama kerja, fokus dulu ke masalah itu,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Anies lalu ditanya mengapa Formula E diselenggarakan tahun ini ketika konsentrasi dana difokuskan untuk pandemi COVID-19. Anies menjawab biaya komitmen Formula E sudah dibayarkan pada 2019 sebelum pandemi.
“Karena sudah dibayar sebelum pandemi. Jadi kalau ada yang bilang ini kan masa pandemi kenapa uangnya dikeluarin. Uangnya udah dikeluarin sebelum pandemi. Itu di 2019,” kata Anies Baswedan seperti dilihat, Jumat (21/1).
“Kita itu kan 2020 bulan Juni rencananya, jadi semua sudah dilakukan pembayarannya 2019, semuanya. Itu belum ada pandemi tuh, jadi sesudah pandemi kita nggak ada pengeluaran lagi,” lanjut Anies
Anies kemudian mengibaratkan gelas berisi air putih namun dianggap banyak orang berisi kopi, sehingga persepsi yang muncul adalah gelas berisi kopi. Menurutnya persepsi semacam itu juga terbentuk dalam pendanaan Formula E.
“Ini yang sering saya alami, ini air apa ni (menunjuk gelas di meja berisi air putih). Nah itu persis kalau ada 100 orang bilang itu kopi, apa yang terjadi? Terbentuk lah persepsi itu kopi. Jadi ketika kita sudah melakukan pembayaran dulu, dan saya yakin yang bicara tuh tahu. Tapi kalau semua orang bilang ini pengeluaran sekarang, terjadi lah opini yang tadi dan itu yang sekarang kita harus luruskan,” ucapnya.
Lebih lanjut Anies mengatakan kritik seharusnya berdasarkan data. Sehingga kata Anies kritik yang masuk bisa berfaedah.