Mitos dan Fakta Seputar Produk “Dairy”
Abadikini.com, JAKARTA – Produk dairy seperti susu sapi segar, yogurt dan keju memiliki cakupan nutrisi yang berguna bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi, masih banyak mitos terkait dengan pengonsumsian dan pengolahannya.
Produk dairy merupakan susu dan makanan ataupun minuman dari hasil olahan susu yang masih mengandung kalsium. Di dalam produk ini terdapat
berbagai kandungan baik seperti protein, Vitamin A, B1, B2, kalsium, fosfor dan mineral lainnya.
dr. Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK, seorang dokter spesialis gizi klinik mengatakan bahwa produk dairy juga dapat mendukung kesehatan sehari-hari serta kesehatan jantung dan syaraf.
“Tapi sama halnya makanan lain, jangan lupa untuk mengonsumsi susu setiap hari dalam jumlah yang sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan,” kata dr. Christin dalam siaran resmi Greenfields dikutip Antara, Sabtu (5/2/2022).
Meski memiliki banyak manfaat, sayangnya terdapat sejumlah mitos terkait dengan pengkonsumsian dan pengolahannya. dr. Christin pun membeberkan beberapa mitos dan fakta dari produk dairy. Berikut adalah penjelasannya.
1. Mitos: Produk dairy yang berbeda, seperti susu dan yogurt, tidak dapat dikonsumsi bersamaan.
Fakta: Mengonsumsi berbagai produk dairy secara bersamaan sebenarnya tidak apa-apa. Bagi para penggemar produk dairy, Anda tetap bisa menikmati susu bersama keju, atau susu bersama yogurt.
Tetapi, jangan lupa untuk mengkonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Misalnya, jika Anda biasa mengonsumsi susu sebanyak 250ml, coba untuk kurangi takarannya menjadi 150ml jika ingin mengonsumsinya bersama yogurt atau keju.
2. Mitos: Minum susu di malam hari membuat gemuk
Fakta: Salah satu faktor yang bisa menambah berat badan adalah melewati batas konsumsi kalori harian. Selama tidak melewati batas kalori harian, minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan.
Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara waktu mengkonsumsi susu dan tidur di malam hari. Pastikan Anda memberi waktu yang cukup untuk badan mencerna susu sebelum tidur.
3. Mitos: Minum susu di malam hari bisa menambah tinggi badan.
Fakta: Secara ilmiah, susu kaya akan protein dan mengandung asam amino tinggi, yang penting untuk pertumbuhan.
Di malam hari, ada beberapa asam amino yang bekerja lebih optimal saat beristirahat. Saat tidur, Anda berada dalam kondisi puasa dan tubuh kekurangan energi.
Dalam kondisi ini, tubuh akan mengambil energi cadangan, salah satunya dari otot. Dengan minum susu sebelum tidur, Anda menabung asupan energi yang nantinya akan digunakan oleh tubuh saat tertidur.
4. Mitos: Orang yang memiliki intoleransi laktosa sama sekali tidak bisa mengkonsumsi susu.
Fakta: Ada beberapa orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang dikandung susu, di mana saat mereka mengkonsumsi susu, tubuh mereka akan bereaksi kurang baik seperti gatal-gatal atau mual.
Terdapat perbedaan antara alergi dan intoleransi susu yakni orang yang memiliki alergi susu sama sekali tidak bisa mengonsumsi susu, namun mereka dengan intoleransi susu tetap bisa mengkonsumsi susu dalam jumlah yang terbatas.
Orang dengan intoleransi laktosa dapat mengonsumsi sekitar 150-200ml susu per hari agar tubuh tidak bereaksi.
Dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter gizi untuk memastikan jika Anda memiliki alergi atau intoleransi susu.
5. Mitos: Cara penyimpanan susu segar dan susu UHT sama saja.
Fakta: Terdapat beberapa macam susu seperti susu sapi segar dan susu UHT, dan cara menyimpannya pun berbeda. Kalau tidak disimpan dengan benar, kandungan nutrisi pada susu akan hilang.
Rekomendasi penyimpanan yang tepat adalah susu segar yang telah dikemas harus disimpan pada suhu 0-4 derajat Celsius. Susu dengan kemasan yang telah dibuka dapat bertahan selama kurang lebih 4 hari di dalam lemari es dan kurang lebih 4 jam pada suhu ruangan.
Susu UHT sekali minum, dapat disimpan dalam suhu ruangan dan dapat bertahan hingga 9 bulan. Susu UHT 1 liter sebaiknya langsung disimpan di dalam lemari es setelah dibuka.
6. Mitos: Susu full cream adalah pilihan terbaik untuk lansia.
Fakta: Dua masalah utama pada lansia adalah tidak mau makan dan makan terlalu banyak. Seiring dengan berjalannya waktu, biasanya nafsu makan akan berkurang.
Bagi lansia yang cenderung tidak mau makan, dapat diberikan susu full cream dengan jumlah kalori yang lebih tinggi dan lebih padat akan nutrisi. Untuk lansia yang biasa banyak makan dan memiliki masalah seperti diabetes, berikan produk dairy yang rendah gula dan rendah lemak ataupun tanpa lemak. Sesuaikan produk dairy untuk lansia dengan kebutuhan mereka.
7. Mitos: Saat dimasak, kandungan gizi pada susu akan hilang.
Fakta: Produk susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang rentan mengalami kerusakan saat dimasak.
Saat memasak menggunakan bahan produk turunan susu, sebaiknya tidak terlalu lama atau hingga mengeluarkan asap (mencapai smoking point) yang artinya suhu sudah terlalu panas dan kandungan nutrisi di dalamnya sudah mulai terganggu.
Selain mengganggu nutrisi, pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu panas juga dapat mengubah tekstur susu menjadi pecah atau bahkan menggumpal.
Sumber: Antara