Curangi Data Emisi, Kantor Hino Digrebek
Abadikini.com, JAKARTA – Kantor produsen truk Hino di Tokyo digrebek pihak kementerian Transportasi Jepang. Hal ini dilakukan terkait dugaan kecurangan data emisi.
Stasiun TV publik NHK menyiarkan rekaman yang menunjukkan pejabat kementerian memasuki kantor pusat perusahaan pada Senin pagi.
Hino pada pekan lalu mengaku telah menemukan ‘kesalahan’ terkait pemalsuan data performa mesin untuk sertifikasi emisi knalpot dan juga masalah performa mesin.
Dilansir dari Reuters pada Senin (7/3), saham Hino anjlok 17 persen hingga batas maksimal harian di bawah aturan bursa Tokyo. Saham juga turun tajam pada Jumat lalu ketika laporan penyimpangan pertama kali muncul.
Hino menjadi merek terkini dari serangkaian produsen Jepang yang terlibat kecurangan uji emisi. Pada 2018 pemerintah mengatakan Mazda Motor Corp, Suzuki Motor Corp, dan Yamaha Motor Co menguji kendaraan secara tidak benar untuk penghematan bahan bakar dan emisi.
Lalu Subaru Corp dan Nissan Motor telah berada di bawah pengawasan untuk alasan yang sama tahun sebelumnya.
Seorang juru bicara Hino mengonfirmasi pejabat kementerian telah mengunjungi kantor perusahaan tersebut, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
“Pemerintah mengetahui Kementerian Perhubungan melakukan penggerebekan terhadap perusahaan untuk menyelidiki masalah dan penyebabnya,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, Senin sore.
“Hal ini sangat disayangkan, karena sangat merusak kepercayaan pengguna mobil,” kata Matsuno.
Hino kini telah menangguhkan penjualan tiga model mesin serta kendaraan di Jepang, menurut perusahaan dalam sebuah pernyataan. Perusahaan menambahkan pihaknya sedang menyelidiki dampak berita ini terhadap pendapatannya.
Sekitar 115.500 kendaraan di Jepang diyakini dilengkapi model mesin yang memiliki data emisi palsu atau masalah efisiensi bahan bakar.
Angka tersebut hampir dua kali lipat dari jumlah kendaraan Hino yang dijual di Jepang dalam 12 bulan tahun fiskal, berakhir Maret 2021.
Sebelumnya keakuratan data emisi pembuat mobil diragukan pada 2015 ketika Volkswagen AG Jerman mengaku menginstal perangkat lunak rahasia di banyak mobil diesel di Amerika Serikat untuk menipu tes emisi gas buang.