Pastikan Drone Tidak Digunakan di Perang, DJI Technologi Tangguhkan Bisnisnya di Rusia dan Ukraina
Abadikini.com, JAKARTA – Perusahaan drone terbesar China, DJI Technology menangguhkan sementara bisnis di Rusia dan Ukraina untuk memastikan produknya tidak digunakan dalam pertempuran.
Pejabat dan warga Ukraina sebelumnya menuduh DJI membocorkan data tentang militer Ukraina ke Rusia. Namun, DJI menampik tuduhan itu, dan mengatakan jika hal itu ‘salah besar’.
Berbeda dengan banyak perusahaan barat yang menarik diri dari Rusia sebagai bentuk protes invasi ke Ukraina, perusahaan-perusahaan China tetap berada di Rusia.
Hal ini sejalan dengan sikap Beijing untuk menahan diri dari kritik terhadap Moskow atas konflik tersebut.
Juru bicara DJI mengatakan, penangguhan bisnis di Rusia dan Ukraina bukanlah sebuah simbol keberpihakan kepada negara manapun. Tetapi ini sebagai pernyataan tentang prinsip perusahaan.
“DJI tidak menyukai penggunaan drone kami untuk menghasilkan kerusakan, dan kami semetara menangguhkan penjualan di negara-negara ini, untuk memastikan tidak ada penggunaan drone dalam pertempuran,” ujar juru bicara DJI.
Salah satu perwakilan perusahaan mengatakan DJI mengetahui rekaman yang menunjukkan militer Rusia menggunakan produknya. Namun, hal itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya, dan perusahaan tidak memiliki kendali atas penggunaan produknya.
Rusia menyebut tindakan invasi di ukraina sebagai ‘operasi khusus’ untuk melucuti senjata Ukraina dan melindungi Ukraina dari fasis. Namun Ukraina dan Barat mengatakan ini sebagai dalih palsu untuk perang agresi yang tidak beralasan.
Penarikan bisnis DJI dari kedua negara ini menjadikan produsen terbesar drone dunia itu sebagai perusahaan besar China pertama yang mengambil sikap dari konflik dua negara kakak-adik itu.