Pengamat Ini Sebut Ganjar Pranowo Bisa jadi Satu-satunya yang Didukung Jokowi di Pilpres
Abadikini.com, JAKARTA – Pengamat komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Dadang Rahmat menilai pernyataan Presiden Joko Widodo soal “Ojo Kesusu” bisa ditafsirkan bahwa Ganjar Pranowo merupakan salah satu maupun satu-satunya tokoh yang didukung di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu disampaikan Dadang Rahmat menanggapi pernyataan Jokowi saat menghadiri acara Rakernas V Relawan Pro Jokowi (Projo) beberapa waktu lalu. Dadang mengatakan, sebuah pernyataan selalu ada konteks, dan konteks ada pada ruang dan waktu.
“Kalau saya melihat bahwa apa yang disampaikan Jokowi ini pertama, ini menunjukkan bahwa bisa dianggap kehati-hatian, tapi lebih kepada bagaimana Jokowi menunjukkan kedudukannya,” ujar Dadang seperti dikutip dari RMOL, Selasa (24/5/2022).
Karena menurut Dadang yang juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Presiden memiliki banyak relasi yang harus dijaga kondusifitasnya, baik kondusif secara nasional, maupun kepentingan politik.
“Kondusif kepentingan politik itu termasuk juga Jokowi tidak lagi maj, kemudian dia punya banyak orang, banyak orang-orang yang sebetulnya juga punya preferensinya ke Jokowi. Termasuk calon-calon atau elite-elite politik yang lain, baik itu Parpol, tidak mesti calon-calon presiden, tapi elite-elite politik yang preferensi politik ke Jokowi nya juga kuat. Katakanlah partai, mau PDIP, Golkar, PKB, dan lain-lain, termasuk Gerindra juga relasi kuasanya juga cukup kuat saat ini,” jelas Dadang.
“Atau yang kita tidak bicara partai, kita bicara person-person, ya mungkin dalam berbagai survei sebagian besar itu juga punya kedekatan atau relasinya dengan Jokowi juga. Kan semua ada di lingkaran Jokowi. Sehingga, dia menyebutkan ‘Ojo Kesusu’,” sambung Dadang.
Sementara jika berbicara ruang, Jokowi kata Dadang, pada saat itu berbicara ketika acara juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
“Ya artinya Ganjar juga bisa menjadi salah satu, bisa jadi satu-satunya yang didukung Jokowi,” kata Dadang.
Hal tersebut kata Dadang, sangat memungkinkan ketika melihat konteks ruang yang ada di acara Projo tersebut.
“Tapi juga kita lihat konteks yang lain, bahwa misalnya Jokowi juga masih merelasikan misalnya beberapa waktu yang lalu dengan Anies di Sirkuit. Artinya sirkuit ini sendiri kan sedang dibicarakan oleh di antaranya entah itu relawan atau orang yang pro Jokowi atau orang yang berseberangan dengan Anies. Tapi Jokowi ada di situ (acara Projo). Artinya, ini bagian dari stabilisasi posisi Jokowi, bahwa stabilisasi politik nasional juga boleh,” pungkas Dadang.