Kisah Letusan Gunung Vesuvius yang Kini Menjadi Destinasi Wisata di Italia
Abadikini.com, JAKARTA – Gunung Vesuvius meletus pada 24 Agustus 79 Masehi. Efeknya, sebuah kota lenyap. Kota itu bernama Pompeii, sebuah kota pada zaman Romawi Kuno yang terletak di Italia.
Debu letusan Gunung Vesuvius yang menimbun Pompeii, menyebabkan kota ini hilang selama lebih dari 1.600 tahun. Gunung Vesuvius adalah gunung berapi yang cukup aktif di daratan Eropa.
Gunung Vesuvius membuat Kota Pompeii tenggelam karena abu yang dimuntahkannya. Sebuah peristiwa terkelam dalam sejarah peradaban manusia.
Abu panas tersebut menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia dan mengubur Kota Pompeii. Peristiwa hilangnya kota Pompeei ini disebut-sebut sebagai salah satu peristiwa meletusnya gunung terdahsyat dalam sejarah.
Kisah Lenyapnya Kota Pompeei
Hanya dalam sekejap, akibat Gunung Vesuvius yang meletus dengan sangat dahsyat itu, kota Pompeii harus terkubur abu dan debu selama ribuan tahun.
Setelah lebih dari 1.500 tahun terkubur, pada 1748 kota kuno ini ditemukan kembali saat sekelompok penjelajah mencari timbunan artefak kuno di Campania, Italia. Kini Pompeii masuk dalam jajaran situs warisan dunia UNESCO.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, warga Kota Pompeii merupakan keturunan Neolitik Campania. Mereka menggunakan Bahasa Oscan sebagai bahasa utamanya.
Dalam sejarah, Pompeii pertama kali dibangun pada 310 SM, tepatnya saat Perang Samnite kedua terjadi. Ini merupakan salah satu peperangan besar yang terjadi di Romawi.
Semenjak itu, warga Pompeii sah sebagai warga negara Romawi, penggunaan bahasanya berubah menjadi Bahasa Latin.
Setelah saat itu, Pompeii diubah menjadi kota dengan arsitektur megah dengan keberagaman karya seninya. Tidak hanya itu, kegiatan ekonomi juga berlangsung.
Sebelum runtuh akibat letusan Gunung Vesuvius, Pompeii sudah lebih dahulu ditimpa bencana gempa bumi yang terjadi 62 M.
Dalam peristiwa itu, banyak bangunan runtuh dan berbagai kerusakan parah terjadi di kota tersebut.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat Kota Pompeii megah kembali, namun usaha itu runtuh karena letusan gunung Gunung Vesuvius yan terjadi beberapa puluh tahun setelahnya.
Gunung Vesuvius merupakan bagian dari busur vulkanik Campanian, Italia. Gunung ini membentang di sepanjang pertemuan lempeng tektonik Afrika serta Eurasia.
Sebenarnya, gunung ini pernah meletus pada 1780 SM. Letusannya dikenal dengan istilah letusan Avellino. Jutaan ton lava, abu serta bebatuan panas dilontarkan sejauh 35 kilometer ke langit.
Akibatnya hampir setiap desa, rumah serta pertanian di sekitarnya hingga jarak 15 mil luluh lantak.
Lantas, apa yang membuat letusan pada 79 Masehi lebih besar efeknya?
Para ahli memperkirakan, ketika Vesuvius meletus, bahkan orang dari jarak ratusan mil pun masih bisa menyaksikan kedahsyatan letusan gunung berapi tersebut.
Segumpal abu, batu apung, material letusan serta gas vulkanik yang sangat panas dilontarkan ke langit.
Warga Pompeii yang bermukim di kawasan kaki Gunung Vesuvius terkena dampak paling parah. Mereka bahkan tidak bisa bernapas karena udara tertutup abu serta gas beracun.
Dalam sekejap suasana siang yang terik berubah menjadi gelap gulita. Suasana mencekam.
Keesokan harinya, Pompeii terkubur di bawah jutaan ton abu vulkanik. Diperkirakan dua ribu lebih warga Pompeii tewas dengan total korban jiwa keseluruhan mencapai 16 ribu lebih.
Korban yang masih selamat kemudian pergi meninggalkan Pompeii selama berabad-abad lamanya.
Namun jutaan ton debu vulkanik berhasil mengawetkan Kota Pompeii selama berabad-abad lamanya.
Bangunannya ditemukan masih utuh serta ribuan tengkorak manusia ditemukan membeku sesuai dengan posisi akhir mereka tertimbun debu.
Namun, kisah tragedi amukan alam itu, kini jadi berkah tersendiri. Sebab, pemerintah Italia sudah lama menjadikan kota Pompeii sebagai situs bersejarah sekaligus destinasi wisata favorite. Ribuan wisatawan berkunjung ke Pompeii setiap tahun.