Layanan Bebas Ongkir GoFood Diprediksi Tingkatkan Transaksi
Abadikini.com, JAKARTA – Fitur baru Mode Hemat di GoFood yang diluncurkan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) diprediksi akan mendorong peningkatan transaksi dan konsumen baru lantaran membebaskan ongkos kirim (ongkir).
Equity Research Analyst PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan menilai positif inovasi GoTo melalui fitur Mode Hemat di GoFood yang membebaskan ongkir kepada pelanggan. Sebab dalam layanan online food delivery (OFD) ongkir menjadi salah satu pertimbangan utama konsumen.
“Menurut kami layanan (Mode Hemat) GoFood tersebut sudah baik. Saat ini GoTo sudah jadi penguasa pasar. Dengan meluncurkan layanan itu maka mereka ingin memperluas target pasar dan memperkuat segmen pasar ini,” katanya kepada wartawan, Minggu (4/9/2022).
Berdasarkan survei JAKPAT berjudul The Habit of OFD diketahui bahwa GoFood merupakan aplikasi pesan antar makanan yang paling banyak digunakan, yakni 60 persen dari responden, diikuti ShopeeFood 55 persen, GrabFood (43 persen), dan TravelokaEats (7 persen).
Secara umum, sebesar 39 persen responden menggunakan GoFood sebagai layanan OFD yang paling sering dipilih konsumen diikuti ShopeeFood (38 persen), GrabFood (22 persen), dan TravelokaEats (1 persen).
Meski sudah jadi market leader, kata Farras, GoTo terlihat sedang mendorong lebih banyak transaksi di platformnya bersamaan dengan mendorong segmen bisnis lainnya. Hal ini terindikasi dari berbagai strategi yang sudah diluncurkan, salah satunya menghadirkan GoFood di Tokopedia.
“Memang segmen on-demand ini growth-nya tinggi tapi tidak sekencang e-Commerce (Tokopedia) dan Fintech (GoTo Financial) pertumbuhannya. Maka dihadirkan berbagai inovasi dan yang terbaru Mode Hemat ini,” jelasnya.
Farras juga melihat potensi besar lain dari strategi GoTo melalui peluncuran layanan Tokopedia PLUS dan GoPayLater Cicil sebagai sumber baru tambahan pendapatan perseroan. Mode Hemat di GoFood melengkapinya. “Kalau layanan baru ini berhasil maka bisa membuka peluang bisnis lain,” kata Farras.
Khusus untuk layanan Mode Hemat di GoFood, menurutnya, berpotensi menambah transaksi dan konsumen baru. “Sektor on-demand pertumbuhannya masih tinggi dan mereka dapat memonetisasi itu dari layanan baru ini,” imbuhnya.
Merujuk laporan keuangan kuartal 1 2022, GoTo melaporkan peningkatan 58 persen pendapatan bruto dan peningkatan 44 persen Gross Transaction Value (GTV) di segmen on-demand services dibandingkan dengan kuartal 1 2021 (year-on-year).
Farras menilai bahwa segmen bisnis on-demand yang dimotori oleh platform Gojek merupakan paling profitable sejauh ini.
Citi Research yang dirilis Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) melaporkan bahwa segmen bisnis on-demand GoTo yang dimotori Gojek sudah hampir mencapai titik impas (break-even) dengan level take rate (tingkat pengambilan) sekitar 20 persen.
Secara umum, segmen bisnis on-demand GoTo terbagi dalam jasa layanan pengiriman makanan, mobilitas (transportasi), dan logistik. “Melalui nilai tambah yang lebih tinggi bagi konsumen dan mitra pengemudi, GoTo berharap dapat meningkatkan potensi monetisasi dan menumbuhkan GTV-nya,” ungkap riset ini.
sumber: Antara