Zelenskyy Tuding Rusia Telah Lakukan Kejahatan Perang
Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di wilayah timur laut Ukraina.
Dalam wawancara dengan Reuters, Zelenskyy membandingkan situasi di wilayah itu, yang direbut kembali dari penguasaan pasukan Rusia, dengan “opera sabun berdarah setelah Bucha”.
Bucha adalah kota dekat Kiev di mana pasukan Rusia dituduh melakukan kejahatan perang di awal perang. Moskow menolak tuduhan itu.
“Hingga hari ini, ada 450 mayat yang dikubur (di wilayah Kharkiv). Namun ada yang lain, kuburan-kuburan terpisah dari banyak orang. Orang-orang yang disiksa. Seluruh anggota keluarga di wilayah-wilayah tertentu,” kata Zelenskyy.
Ketika ditanya apakah itu merupakan bukti kejahatan perang, dia mengatakan: “Semuanya ada di sana… Ada sejumlah bukti, dan penilaian sedang dilakukan (oleh) Ukraina dan internasional, dan ini sangat penting bagi kami, bagi dunia untuk mengakui hal ini.”
Moskow belum menanggapi permintaan untuk berkomentar tentang tuduhan baru Zelenskyy itu.
Rusia berkali-kali membantah mengincar warga sipil dalam agresi militer di Ukraina yang mereka sebut “operasi militer khusus” itu.
Gubernur wilayah Kharkiv Oleh Synhubov pada Jumat, mengatakan kepada pers di sebuah lokasi kuburan massal di Kota Izium bahwa beberapa mayat yang dikubur di sana ditemukan dalam kondisi tangan terikat di balik punggung.
Moskow belum mengomentari kuburan massal di Izium itu, yang menjadi garis depan pasukan Rusia, sebelum dipukul mundur oleh tentara Ukraina.
Zelenskyy, yang mengunjungi Izium pada Rabu, mengulangi permintaannya kepada negara-negara Barat agar menambah bantuan senjata ke Ukraina.
“Kami ingin lebih banyak bantuan dari Turki, kami ingin lebih banyak bantuan dari Korea Selatan. Lebih banyak bantuan dari dunia Arab. Dari Asia,” katanya.
Dia juga menyinggung soal “hambatan psikologis tertentu” di Jerman untuk memasok peralatan militer karena masa lalu Nazi.
Namun, Zelenskyy mengatakan pasokan itu sangat penting bagi Ukraina untuk membela diri dari “fasisme” Rusia.
Dia kerap menuduh Berlin tidak mau memasok senjata ke Ukraina.
Dia memuji serangan balik Ukraina, tetapi mengatakan bahwa perang belum menuju tahap akhir.
“Terlalu dini untuk membicarakan akhir dari perang ini,” kata dia.
Saat ditanya pada hari ke-205 perang apakah dirinya punya kesempatan untuk bersantai, Zelenskyy mengatakan: “Saya benar-benar ingin Rusia bersantai”.
Sumber: Reuters