Undang Pangeran Arab Saudi ke Pemakaman Ratu Elizabeth, Inggris Dihujani Kritik
Abadikini.com, JAKARTA – Undangan Inggris kepada Putra Mahkota dan penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, untuk menghadiri pemakaman Ratu telah memicu badai protes dari para pegiat hak asasi manusia.
Sebuah laporan CIA yang tidak diklasifikasikan menyimpulkan bahwa putra mahkota telah mengizinkan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.
Putra mahkota Saudi dan pemerintahnya menyangkal hal ini, tetapi ia telah dilihat sebagai paria di Barat dan sejak saat tidak pernah mengunjungi Inggris sampai sekarang.
Sumber yang dekat dengan Kedutaan Besar Saudi mengkonfirmasi pangeran, yang dikenal sebagai “MBS”, akan datang ke London akhir pekan ini, tetapi tidak jelas apakah dia akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth pada Senin, 19 September.
Hatice Gengiz, tunangan jurnalis Saudi yang terbunuh, mengatakan undangan itu merupakan noda pada memori Ratu Elizabeth II. Dia meminta MBS untuk ditangkap ketika dia mendarat di London, meskipun dia ragu ini akan terjadi.
Kelompok Campaign Against the Arms Trade (CAAT) menuduh Arab Saudi dan monarki Teluk lainnya menggunakan pemakaman Ratu sebagai cara untuk, “menghapus” catatan hak asasi manusia mereka.
CAAT memperkirakan bahwa sejak dimulainya perang yang membawa malapetaka di Yaman delapan tahun lalu, Inggris telah menjual senjata kepada koalisi pimpinan Saudi yang berperang di sana senilai lebih dari USD23 miliar.
Sedikit kebebasan politik di Arab Saudi juga semakin hilang sejak MBS menjadi putra mahkota pada 2017, dengan hukuman penjara yang berat dijatuhkan kepada para pengkritik pemerintah, bahkan hanya untuk posting media sosial.
Pada saat yang sama, secara paradoks, putra mahkota telah memulai program besar-besaran liberalisasi sosial. Bioskop dan hiburan publik, yang lama dilarang di Kerajaan karena dianggap “tidak Islami”, telah dibuka kembali.
Atas perintah MBS, wanita sekarang diizinkan mengemudi dan kerajaan gurun telah menjadi tuan rumah acara olahraga dan musik internasional, termasuk konser oleh DJ David Guetta.
Arab Saudi, terlepas dari catatan hak asasi manusianya yang sangat dikritik, tetap menjadi sekutu setia Inggris di Teluk, di mana ia dilihat oleh Barat sebagai benteng melawan ekspansionisme agresif Iran.
Arab Saudi membeli senjata Barat, mempekerjakan ribuan pekerja asing, menjadi tuan rumah haji tahunan dan membantu menstabilkan harga minyak. Semua itu sebagian menjelaskan mengapa kritik internasional terhadap putra mahkota paling banyak diredam.