Mulai Bulan Depan, Jepang Akan Longgarkan Aturan COVID-19 Di Perbatasan
Abadikini.com, TOKYO – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Kamis mengatakan negaranya akan melonggarkan aturan pengendalian COVID-19 di perbatasan bulan depan.
Kebijakan itu dinilai sebagai langkah penting untuk membantu pemulihan sektor pariwisata Jepang dengan memanfaatkan penurunan nilai tukar yen yang mencapai titik terendah dalam 24 tahun.
Negara itu telah menerapkan kendali perbatasan paling ketat di antara negara-negara maju lainnya dengan melarang masuk pengunjung sejak awal pandemi.
Pada Juni, pemerintah Jepang mulai melonggarkan pembatasan itu secara bertahap.
Pengumuman Kishida itu, yang disampaikan dalam pidato di Bursa Efek New York pada Kamis, adalah realisasi janji yang dia buat pada Mei.
Saat itu dia mengatakan bahwa Jepang akan membuat kendali perbatasannya sejalan dengan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) lainnya.
“Kami adalah bangsa yang telah berkembang melalui arus bebas manusia, barang dan modal,” kata Kishida.
“COVID-19, tentu saja, mengganggu semua keuntungan ini, tetapi mulai 11 Oktober, Jepang akan melonggarkan aturan pengendalian perbatasan agar setara dengan AS, juga melanjutkan (kebijakan) perjalanan bebas visa dan perjalanan individu,” kata dia.
Kebijakan Jepang yang bersikeras agar pengunjung mendapatkan visa untuk masuk ke negara itu dan datang lewat paket perjalanan yang telah direncanakan, telah menjadi hambatan besar.
Sebelum pandemi, Jepang memiliki perjanjian bebas visa dengan hampir 70 negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan banyak negara Asia.
Para pelobi bisnis dan agen perjalanan telah mendesak Jepang untuk melonggarkan kendali perbatasannya lebih cepat.
Mereka mengatakan Jepang ditinggalkan oleh mitra-mitra dagang utamanya dan hal itu dapat membuatnya tertinggal secara ekonomi.
“Kita akan melihat dampak yang signifikan terhadap ekonomi,” kata Shinichi Inoue, presiden maskapai All Nippon Airways, kepada pers, Jumat dikutip dari Antara.