Ketua Majelis Syuro PBB Sebut Jeje Zaenudin Tokoh Pemuda yang Penuh Energi dan Berkharisma
Abadikini.com, JAKARTA – KH Dr Jeje Zaenudin secara resmi terpilih sebagai ketua umum Persatuan Islam (Persis) masa jihad 2022-2027 di Muktamar PERSIS ke-XVI, 23-26 September 2022 di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung.
Setelah melalui mekanisme musyawarah yang dinamis, ketua presidium sidang memutuskan Dr. Jeje Zaenudin untuk memimpin PERSIS selama lima tahun ke depan.
Ucapan selamat datang dari beberapa tokoh politik, salah satunya dari Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang KH Masrur Anhar. Dia mengatakan, Jeje Zaenudin merupakan tokoh pemuda yang penuh energi dan berkharisma.
”Selamat kepada KH Dr Jeje Zaenudin sebagai ketum Persis. Mudah-mudahan di bawah kepemimpinan beliau Persis semakin maju dan berkembang di Indonesia,” kata Masrur Anhar, Senin (26/9/2022).
Dia menambahkan, Persis merupakan salah satu anggota wali amanah Partai Bulan Bintang. Masrur Anhar juga berharap Persis tetap menjadikan PBB sebagai salah satu pilihan politik pada Pemilu 2024.
Sebagaimana diketahui, hasil perolehan Dr. Jeje Zaenudin 337 suara, Prof. Atip Latifulhayat 144 suara dan Ust. Iman Setiawan 11 suara, serta 7 suara tidak sah dari total 499 pemilih.
Profil Jeje Zaenudin
Dikutip dari berbagai sumber, Jeje Zaenudin terlahir di Kota Resik (Tasikmalaya) pada 18 Juni 1969 dengan nama kecil Hafid Zaenudin. Pengembaraan ilmunya tak bisa dilepaskan dari pendidikan Islam.
Di tingkat dasar dan menengah, Jeje Zaenudin meniti ilmu di MI dan MTsN Ciawi Tasikmalaya pada 1984 hingga 1987.
Selepas rampungkan pendidikan menengah, Jeje Zaenudin melanjutkan ke Mualimin (SMA sederajat) Pesantren Persis 67 Benda, Tasikmalaya.
Setelah merampungkan pendidikan formal 12 tahun di Tasikmalaya, Jeje Zaenudin hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi hingga magister.
Tak puas dengan hal tersebut, ia kembali ke Jawa Barat tepatnya ke Bandung untuk mengejar gelar Doktor di bidang Hukum Islam dan Perundang-undangan di UIN Bandung pada 2013.
Perjalanannya dari Tasikmalaya ke Ibu Kota, mulanya pada 1991 hingga 1998 di daerah Matraman Jakarta Timur. Setelah 7 tahun di Matraman ia hijrah ke Tambun, Bekasi.
Di Tambun inilah ia mendirikan Pesantren An-Nahla Al Islamy yang berdiri pada Maret 2016 tepatnya di Jl. Tugu, Karang Sambung, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Tahun 1996 hingga 2007 Jeje Zaenudin tercatat sebagai Mudir Mualimin yang kemudian mengantarkannya sebagai Mudirul’am (pimpinan umum) Pesantren Persis No 69 Matraman Jakarta Timur.
Pembawaannya yang low profile mengantarkannya melangkah jauh dalam pergerakan dakwah Islam. Meskipun begitu, komitmen terhadap Persis tetap ia lakoni.
Di Jakarta ia menjadi salah satu pendiri Pimpinan Cabang Pemuda Persis Senen, Jakarta Pusat. Setelah itu Jeje Zaenudin didapuk sebagai Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Persis Jakarta Pusat 1993-1996.
Karirnya di Pemuda Persis kemudian dilanjutkan ke tingkat Wilayah sebagai ketua pada 1996-2004. Puncaknya di Pemuda Persis dihabiskannya sebagai Ketua Umum pada 2005-2010.
Di luar dari perjalanannya sebagai kader Persis, Jeje Zaenudin pun kini didapuk sebagai Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat periode 2020-2025 untuk membidangi Pengembangan Seni Budaya dan Peradaban Islam.
Ia juga menjadi Anggota Dewan Syariah Nasional Pusat sejak 2015 hingga sekarang, sebelum itu Jeje Zaenudin menjabat sekretaris Jenderal Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara pada 2014-2019.
Hingga kini Jeje Zaenudin telah menulis 11 buku, di antaranya: Amerika Diambang Kehancuran; Politik Hukum Islam: Konsep, Teori, dan Praktiknya di Indonesia; Panduan Puasa Ramadhan, Lailatul Qadar, Iktikaf, dan Mudik Lebaran; Fikih Dakwah Jam’iyyah: Jam’iyyah Bukan Bi’ah; Akar Konflik Umat Islam; Memilah Hak dan Bathil; Risalah Cinta; Risalah Hati; Risalah Harta; Kontribusi dalam bunga rampai Pemikiran Hukum Islam; dan Metode Penegakkan Hukum Islam di Indonesia.*