93 Persen Warga Zaporozhye Pilih Berpisah dari Ukraina dan Bergabung dengan Rusia
Abadikini.com, JAKARTA – Wilayah Zaporozhye, yang berada di bawah kendali Rusia, telah mengumumkan hasil referendum yang menyatakan bahwa 93 persen warga memilih untuk bergabung dengan Rusia.
Kepala pemerintahan sipil-militer wilayah Zaporozhye, Yevgeny Balitsky, mengatakan bahwa mayoritas penduduk memilih untuk bergabung dengan Rusia. Bahkan menurutnya, secara de facto Zaporozhye telah memisahkan diri dari Ukraina.
“Referendum hari ini menyelesaikan pemisahan Wilayah Zaporozhye dari Ukraina. Kami sekarang menunggu keputusan pemerintah Rusia, karena mereka belum memberikan keputusan. Kami telah mengajukan permintaan ini,” kata Balitsky kepada wartawan, Rabu (28/9).
Keinginan untuk menjadi bagian dari Rusia telah disuarakan oleh warga Zaporozhye dan disampaikan kepada otoritas setempat sejak 8 Juni lalu.
Balitsky kemudian menandatangani dekrit untuk membentuk komisi pemilihan untuk referendum pada 23 Juli.
Dorongan untuk referendum semakin kuat, sehingga pada 20 September 2022, warga mendesak Balitsky untuk segera mempercepat referendum. Balitsky kemudian menandatangani perintah untuk mengadakan referendum pada 23-27 September.
Tanggal tersebut kemudian disepakati juga oleh otoritas Kherson, Donetsk dan Luhansk. Referendum diselenggarakan di 73 persen wilayah yang dibebaskan. Mereka mengklaim bahwa pemungutan suara di keempat wilayah tersebu adalah sah.
Surat suara ditulis dalam bahasa Ukraina dan Rusia, yang isinya adalah pertanyaan: “Apakah Anda mendukung pemisahan Wilayah Zaporozhye dari Ukraina, pembentukan negara merdeka dan aksesi ke Rusia sebagai wilayah konstituen?”
Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, sebagian besar wilayah Zaporozhye berada di bawah kendali tentara Rusia, termasuk Melitopol, kota terbesar di wilayah Zaporozhye yang berada di bawah kendali administrasi militer-sipil.