Australia Berisiko Perang Jika Tetap Ikuti AS
Abadikini.com, JAKARTA – Australia dapat terseret ke dalam perang jika negara itu terus bertindak sebagai “proksi atau wakil sheriff” bagi Amerika Serikat (AS) di kawasannya, demikian dijelaskan mantan pejabat Australia.
“Para pemimpin militer dan pertahanan kami sangat bergantung pada Departemen Pertahanan AS, Departemen Luar Negeri AS, CIA, dan FBI untuk mendapatkan saran. Kami bertindak sebagai kantor cabang mereka,” kata mantan sekretaris Departemen Perdana Menteri dan Kabinet Australia, John Menadue, dilansir dari Xinhua Rabu (4/1/2023).
Menadue yang pernah menjabat sebagai duta besar Australia untuk Jepang dan kini menjadi pendiri sekaligus pemimpin redaksi Pearls and Irritations menyampaikan pernyataan tersebut dalam esai yang diterbitkan di platform jurnal kebijakan publik Pearls and Irritations.
Dia memperingatkan soal bahaya dari mengikuti AS. Menadue mengatakan catatan sejarah dengan jelas menunjukkan Australia berkali-kali membiarkan diri terseret ke dalam perang kerajaan Inggris dan kemudian perang AS.
“Selama dua abad, AS telah menggulingkan dan menjatuhkan banyak pemerintahan. AS memiliki kompleks militer dan bisnis yang bergantung pada perang demi pengaruh dan kekayaan,” jelas dia.
Otonomi dan kemerdekaan Australia menghadapi risiko yang signifikan karena elit pertahanan dan keamanan negara itu, yang berpusat di Canberra, memiliki konsep “interoperabilitas” dengan AS sebagai “cawan suci mereka”, tutur Menadue.
Dia juga memperingatkan bahwa AS hanya mengikuti tatanan berbasis aturan internasional jika tatanan itu sesuai dengan kepentingannya sendiri.