Prabowo Jangan Salah Pilih Cawapres?
Abadikini.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Pemuda Bulan Bintang, Jihan Raliby mengatakan sosok Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra tidak diragukan lagi kapasitasnya sebagai negarawan dan pengalamannya di pemerintahan.
Sejauh ini, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang masih menjadikan Prabowo Subianto sebagai capres-nya. Namun, saat ini belum diketahui sosok ideal yang pas menjadi cawapres mantan Danjen Kopassus tersebut.
Jihan menilai figur yang yang tepat dan layak menjadi cawapres Prabowo Subianto haruslah yang paham tentang sejarah maupun tata kelola pemerintahan secara bijak dan tepat. Ditambah lagi juga harus paham mengenai pengelolaan dan penegakan hukum. Dimana hingga saat ini, masih menjadi kendala karena masih banyak masyarakat yang belum merasakan keadilan.
“Berbicara mengenai sosok yang tepat untuk capres Prabowo itu diperlukan tokoh sekaliber Yusril Ihza Mahendra. Karena yang bersangkutan dianggap mempuni, sudah berpuluh-puluh tahun memahami pemerintahan baik dari era orde baru hingga reformasi” Kata Jihan Jumat (5/5/2023).
Menurut Jihan, alasannya mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai cawapres Prabowo, karena putra Belitung itu dari segi pengalaman, pengetahuan dan pendidikan sudah tidak diragukan lagi.
Kata Jihan, Yusril sudah dua kali menjabat sebagai Menteri Hukum (era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri). Sehingga, sosok-nya tidak diragukan lagi karena konsen didalam penegakan hukum yang sampai hari ini belum bisa dirasakan masyarakat secara menyeluruh.
Hal terpenting lainnya yang dibutuhkan Prabowo adalah Cawapres representatif umat Islam. Karena, pemilih umat Islam selalu menjadi rebutan di setiap pilpres.
“Sosok Pak Yusril jelas representatif umat Islam. Selain Pak Yusril adalah seorang intelektual muslim yang juga saat ini menjadi ketua umum partai yang berazaskan Islam,” ucapnya.
Jihan menekankan kembali sosok Yusril Ihza Mahendra sendiri merupakan cawapres ideal untuk Prabowo, karena memiliki sikap politik kanan, religius, dan pakar dalam hukum tata negara.
“Beliau (Yusril, red) pernah menyusun sebuah draft tentang status Nangroe Aceh Darussalam sebagai daerah istimewa (otonomi khusus) yang saat itu Indonesia masih berkonflik dengan GAM. Dimana, ulama Aceh saat itu meminta agar pemerintah pusat mau mengizinkan penerapan hukum syariah Islam di bumi serambi Mekah tersebut. Kalau bukan, sosok yang bisa diplomatis, mengerti hukum, dan religius seperti beliau apa mungkin Aceh masih dalam genggaman NKRI?,” tegas Jihan.
Jihan juga mengingatkan, saat masih berusia 40 tahun-an Presiden Indonesia ke-3, BJ Habibie sudah sadar betul akan kapasitas Yusril sehingga menyarankan agar mendaftar menjadi calon Presiden pada tahun 1999. Walaupun akhirnya “Dipaksa Mundur” lewat skenario ‘Poros Tengah’ yang diprakarsai Ketua MPR saat itu, Amien Rais. Artinya Pak Prabowo tidak usah ragu untuk menjadikan Pak Yusril sebagai Cawapres, Karena saat masih usia 40-an saja Pak Habibie tidak ragu Pak Yusril menjadi Presiden.
“Belum lagi, pasca reformasi Pak Yusril beberapa kali menjabat sebagai menteri, artinya sudah semakin luar biasa kapasitas Pak Yusril mengenal Republik ini secara utuh,” ungkapnya.
“Seandainya Pak Prabowo jadi presiden saya yakin beliau akan melakukan gebrakan atau lompatan besar untuk Indonesia. Pak Yusril adalah sosok yang tepat untuk mendampingi Pak Prabowo. Karena Pak Yusril terbukti telah sukses memberikan pengaruh positif ke beberapa presiden Indonesia dalam menangani masalah genting negara seperti mengawal pengunduran diri Pak harto, berperan dalam menyelesaikan persoalan Aceh, Poso dan sebagainya,” pungkasnya.