China Bantah Tuduhan AS Tentang Kegiatan Spionase di Kuba
Abadikini.com, BEIJING – China menyatakan pada Senin (12/6/2023) waktu setempat bahwa tuduhan terhadap mereka yang menggunakan Kuba sebagai pangkalan kegiatan mata-mata adalah salah dan mengecam Pemerintah Amerika Serikat dan media karena merilis informasi yang tidak konsisten.
Seorang pejabat administrasi Presiden Joe Biden mengatakan pada Sabtu (10/6) bahwa China telah memata-matai mereka dari Kuba selama beberapa waktu dan telah meningkatkan fasilitas pengumpulan intelijen di sana sejak 2019. Pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa upaya mata-mata baru sedang dilakukan di pulau itu, mengutip ucapan dari pejabat AS.
“Tentang dugaan kegiatan mata-mata China di Kuba, ini adalah informasi palsu,” kata juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers reguler.
“Selama dua hari terakhir, kami telah melihat pemerintah dan media AS merilis banyak informasi yang tidak konsisten tentang tuduhan kepada kami. Ini menunjukkan bahwa apa yang AS ucapkan bertentangan dengan fakta,” ujar Wenbin.
Tuduhan tentang Kuba muncul saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bersiap untuk mengunjungi China minggu ini. Diplomat tinggi AS itu membatalkan rencana perjalanan ke Beijing pada Februari setelah balon mata-mata China diduga terbang di atas Amerika Serikat.
Wenbin juga mengatakan dia tidak mengetahui tentang kunjungan Blinken, yang akan menjadi kunjungan pertamanya ke China oleh menteri luar negeri AS dalam lima tahun.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio menyanggah laporan Wall Street Journal tersebut. Ia menyebut tuduhan AS merupakan pembenaran atas embargo AS yang telah berlangsung puluhan tahun terhadap negara kepulauan itu. Dia mengatakan Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin dan Karibia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih pada Kamis (8/6) mengatakan laporan Wall Street Journal itu tidak akurat. Tetapi jubir menyampaikan bahwa pihaknya memiliki kekhawatiran tentang hubungan China dan Kuba. AS akan memantau hubungan kedua negara dengan cermat, ujarnya.
Di lain sisi, Wenbin mengatakan AS tidak memiliki peluang untuk membuat perpecahan antara China dan Kuba.
“Kami adalah teman yang baik,” katanya.
sumber: Reuters