Dampak Gempa Dahsyat di Maroko, Warga Rela Tidur di Jalanan
Abadikini.com, JAKARTA – Warga Maroko yang ketakutan setelah gempa dengan magnitudo (M) 6,8 mengguncang negara di Afrika itu pada Jumat (8/9/2023), memilih menghabiskan malam kedua mereka dengan tidur di jalanan. Mereka khawatir akan gempa susulan yang bisa menghancurkan tempat tinggal.
Sejauh ini, gempa Maroko telah menewaskan lebih dari 2.000 orang. Regu penyelamat saat ini tengah berpacu dengan waktu mencapai wilayah desa-desa pegunungan terpencil yang dekat pusat gempa, yang paling parah terkena dampaknya.
Gempa Maroko M 6,8 pada Jumat malam itu menjadi gempa paling mematikan di negara tersebut dalam enam dekade terakhir. Survei Geologi AS menyatakan, gempa ini juga merupakan gempa terkuat yang terjadi di wilayah sekitar kota kuno Marrakesh dalam satu abad terakhir.
Sejauh ini 2.012 orang tercatat tewas dan 1.404 lainnya luka parah, menurut pihak berwenang Maroko. Namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah ketika tim penyelamat menggali puing-puing rumah yang runtuh di daerah terpencil di Pegunungan High Atlas.
Di Marrakesh, kota terbesar yang dekat dengan pusat gempa dan merupakan daya tarik wisata utama Maroko, banyak keluarga yang menghabiskan Sabtu malam mereka dengan berada di luar ruangan. Sementara itu pihak berwenang memperingatkan warga untuk mewaspadai gempa susulan.
Orang-orang menghindari bangunan-bangunan yang rusak di pusat kota yang padat penduduknya pada abad pertengahan serta tembok-tembok tanah merah di sekitarnya, yang beberapa bagiannya telah runtuh.
Di Taman Oliveraie di pusat Kota Marrakesh, ratusan orang, termasuk anak-anak dan orang tua, tidur di atas selimut dan kasur darurat. Keluarga-keluarga berkumpul bersama, mencoba untuk beristirahat setelah syok dan panik dari malam sebelumnya.
Beberapa di antaranya membawa tas berisi pakaian dan makanan, bersiap untuk tinggal jauh dari rumah mereka lebih lama.
Bendera di sekitar kota dikibarkan setengah tiang untuk memperingati tiga hari berkabung nasional yang diumumkan pemerintah.
Di bandara Marrakesh, puluhan turis tidur di lantai terminal utama, menunggu penerbangan keluar. Penerbangan masuk dan keluar dari pusat pariwisata sebagian besar beroperasi seperti biasa.