Nawaz Sharif Pulang dari Pengasingan Siap Melawan Imran Khan di Pilpres Pakistan 2024
Abadikini.com, JAKARTA – Nawaz Sharif, mantan Perdana Menteri Pakistan sebanyak tiga kali, pulang ke negaranya pada Sabtu (21/10/2023). Dia kembali setelah empat tahun mengasingkan diri di Inggris. Ia berniat untuk kembali ke panggung politik menjelang pemilihan umum Januari 2024 mendatang melawan saingan terbesarnya, Imran Khan.
Sharif tiba dengan penerbangan khusus ke ibukota Pakistan, Islamabad, dan memimpin rapat umum di kampung halamannya, Lahore. Di sana, para pendukungnya telah menghiasi kota dengan spanduk, poster, dan bendera partainya yang berwarna hijau dan kuning.
“Kami benar-benar siap untuk pemilu. Negara kita yang seharusnya sudah makmur, justru mundur. Bagaimana kita bisa sampai di sini? Mengapa jadi begini?”, ujar Sharif kepada wartawan sebelum penerbangannya lepas landas, dilansir dari The Guardian.
Di Lahore, ribuan pendukung Sharif telah menanti kepulangannya. Mereka memasang spanduk besar bergambar Sharif di sebuah taman. Sekitar 7 ribu petugas keamanan juga disiapkan untuk mengawal kerumunan massa.
“Saya di sini untuk menyambut pemimpin saya. Inflasi sangat tinggi dan rakyat miskin putus asa,” ujar Razi Ullah, salah satu pendukung Sahrif.
Kepulangan Sharif telah diisukan berbulan-bulan sebelumnya oleh partai PML-N. Pihak pengusungnya berharap, popularitas Sharif dapat kembali hidup menjelang pemilihan umum.
Untuk saat ini, seharusnya Sharif masih belum dapat mengajukan untuk ikut pemilihan umum. Hal ini dikarenakan dirinya masih terjerat kasus korupsi dan belum menyelesaikan hukuman penjara yang dihadapinya.
Sharif telah menjadi Perdana Menteri Pakistan sebanyak 3 kali dan digulingkan karena kasus korupsi yang menjeratnya pada tahun 2017. Dia hanya menjalani hukuman penjara kurang dari setahun dari total 7 tahun yang divonis kepadanya. Sharif terbang ke Inggris dengan alasan medis dan menetap disana hingga 4 tahun. Saat pemerintahan PM Imran Khan, Sharif telah berulang kali dipanggil untuk pulang, tetapi panggilan tersebut diabaikannya.
Terkait kasus yang menjeratnya, tim kuasa hukum Sharif berencana untuk mengajukan banding agar Sharif dapat ikut pemilu, dilansir dari Al Jazeera.
Seorang analis politik Pakistan, Zahid Hussain, menilai, kepulangan Sharif ini dapat terjadi karena adanya perjanjian dengan militer. Pengaruh militer dinilai masih sangat kuat dalam panggung perpolitikan Pakistan. Politisi Pakistan dinilai harus mampu menggaet dukungan militer agar kepemimpinannya tetap langgeng.
Pemilu Pakistan yang sudah ditunda hingga Januari 2024 diperkirakan akan sengit. Saat ini, Pakistan dipimpin pemerintah peralihan hingga menjelang pemilu Januari nanti. Tantangan terbesar Sharif adalah merebut kembali basis pendukungnya dari Imran Khan, yang meski dipenjara, tetap populer pascapemecatannya.